Di mana pun tinggalnya, hampir setiap orang akan memiliki pikiran bahwa anjing jika digabung dengan kucing akan selalu timbul pertengkaran, tapi pernahkah kita memikirkan tentang penyebab mereka bertengkar.
Suatu hari diawal kemunculan kucing dan anjing, seekor kucing sedang berjalan jalan dan tiba-tiba ada seekor anjing lewat di dekatnya. Melihat ada binatang yang baru saja dilihatnya, kucing merasa tertarik dan ketertarikan itu ditunjukkan dengan ekor kucing yang tegak, tetapi ketika anjing melihat kucing dengan ekor tegak, anjing menangkap bahwa kucing itu marah dan mengajak berkelahi.
Di tempat lain,seekor anjing menatap kucing dan ingin mengajak kucing bermain, anjing menggoyang ekornya untuk menunjukkan rasa senang, tapi kucing mengira bahwa anjing itu mengajak berkelahi dan itulah sebabnya setiap mereka bertemu, selalu menimbulkan perkelahian.
Total Tayangan
Kamis, 26 September 2013
Sabtu, 21 September 2013
Cinta dengan akhir menyakitkan
Suatu saat, hiduplah seorang anak wanita yang cukup cantik di sebuah desa. Dia sekolah di sebuah sekolah yang cukup terkenal. Di sana, banyak laki-laki yang tertarik padanya. Dari segitu banyak laki-laki, ada 1 laki-laki yang menjadi teman baiknya, namanya Darwin. Darwin begitu baik pada wanita ini, namanya Nita. Darwin selalu menjemput Nita ketika berangkat sekolah, selalu membantu Nita ketika melihatnya Nita sedikit sibuk. Dalam hati Darwin mulai tumbuh rasa sayang pada Nita, dia berharap bahwa suatu saat mereka berdua dapat hidup bersama sebagai pasangan.
5 Bulan kemudian, Darwin yang sedang akan pulang tanpa sengaja melihat Nita yang sedang mengobrol dan bercanda dengan laki-laki lain, sebut saja Bobby. Darwin sedikit cemburu dan akhirnya membiarkan mereka berdua dan pulang dari sekolah.
Sejak saat itu, Nita dan Bobby tampak selalu bersama dan senyum selalu terpampang di wajah mereka berdua. Darwin yang bertanya pada Nita hanya dijawab bahwa Bobby hanyalah teman. Hingga akhirnya 2 minggu kemudian, terjadi pembicaraan seru di antara laki-laki di sana, Nita jadian dengan Bobby. Darwin yang mendengar itu merasa sakit hati, begitu juga timbul kekecewaan di antara teman-temannya yang merasa bahwa Nita telah mempermainkan Darwin. Darwin tetap berperilaku seperti biasa, tetap membantu Nita dan berusaha membuat Nita selalu senang, walaupun kadang menyakiti hatinya.
Hingga akhirnya Darwin berusaha melupakan Nita karena dia mendengar dari sahabatnya yang juga adalah sahabat Nita bahwa Nita tidak ingin hilang kontak dengan Darwin walaupun sudah punya Bobby sebagai pacarnya karena dia takut kalau sampai dia gagal dengan Bobby, dia bakal sendiri, walaupun dia sudah tahu perasaan sayang Darwin padanya.
Akhirnya, sekitar 1 bulan lamanya Nita dan Bobby pacaran, mereka putus karena merasa tidak cocok dan Nita pun sendiri karena Darwin sudah tidak ada untuk dia.
Jadi, janganlah melupakan apa yang kamu miliki dan mencari yang lain, hargai apa yang telah kamu peroleh dan kamu miliki, karena akan ada penyesalan jika sampai yang kamu miliki pergi darimu.
5 Bulan kemudian, Darwin yang sedang akan pulang tanpa sengaja melihat Nita yang sedang mengobrol dan bercanda dengan laki-laki lain, sebut saja Bobby. Darwin sedikit cemburu dan akhirnya membiarkan mereka berdua dan pulang dari sekolah.
Sejak saat itu, Nita dan Bobby tampak selalu bersama dan senyum selalu terpampang di wajah mereka berdua. Darwin yang bertanya pada Nita hanya dijawab bahwa Bobby hanyalah teman. Hingga akhirnya 2 minggu kemudian, terjadi pembicaraan seru di antara laki-laki di sana, Nita jadian dengan Bobby. Darwin yang mendengar itu merasa sakit hati, begitu juga timbul kekecewaan di antara teman-temannya yang merasa bahwa Nita telah mempermainkan Darwin. Darwin tetap berperilaku seperti biasa, tetap membantu Nita dan berusaha membuat Nita selalu senang, walaupun kadang menyakiti hatinya.
Hingga akhirnya Darwin berusaha melupakan Nita karena dia mendengar dari sahabatnya yang juga adalah sahabat Nita bahwa Nita tidak ingin hilang kontak dengan Darwin walaupun sudah punya Bobby sebagai pacarnya karena dia takut kalau sampai dia gagal dengan Bobby, dia bakal sendiri, walaupun dia sudah tahu perasaan sayang Darwin padanya.
Akhirnya, sekitar 1 bulan lamanya Nita dan Bobby pacaran, mereka putus karena merasa tidak cocok dan Nita pun sendiri karena Darwin sudah tidak ada untuk dia.
Jadi, janganlah melupakan apa yang kamu miliki dan mencari yang lain, hargai apa yang telah kamu peroleh dan kamu miliki, karena akan ada penyesalan jika sampai yang kamu miliki pergi darimu.
Jumat, 13 September 2013
Hidup lebih dari korek api
Satu pohon dapat membuat jutaan batang korek api, Tapi satu batang korek
api juga dapat membakar jutaan pohon. Jadi, satu pikiran negatif dapat
membakar semua pikiran positif. Korek api mempunyai kepala, tetapi tidak
mempunyai otak, oleh karena itu setiap kali ada gesekan kecil, sang
korek api langsung terbakar. Kita mempunyai kepala, dan juga otak, jadi
kita tidak perlu terbakar amarah hanya karena gesekan kecil. Ketika
burung hidup, ia makan lalat, Ketika burung mati, lalat makan burung.
Waktu terus berputar sepanjang zaman. Siklus kehidupan terus berlanjut.
Jangan merendahkan siapapun dalam hidup, bukan karena siapa mereka,
tetapi karena siapa diri kita. Kita mungkin berkuasa tapi WAKTU lebih
berkuasa daripada kita. Waktu kita sedang jaya, kita merasa banyak teman
di sekeliling kita.Waktu kita sakit, kita baru tahu bahwa sehat itu
sangat penting, jauh melebihi HARTA. Ketika kita tua, kita baru tahu
kalau masih banyak yang belum dikerjakan. Dan, setelah di ambang ajal,
kita baru tahu ternyata begitu banyak waktu yang terbuang sia-sia. Hidup
tidaklah lama, sudah saatnya kita bersama-sama membuat HIDUP LEBIH
BERHARGA.Saling menghargai, Saling membantu dan memberi, juga saling
mendukung.Jadilah teman perjalanan hidup yg tanpa pamrih dan syarat.
Believe in "Cause and Effect" Apa yang ditabur, itulah yang akan kita
tuai ...
Kamis, 12 September 2013
Kisah Inspirasi
Arti Kematian menurutku aku dapatkan dari sebuah cerita sederhana. Sebuah kisah yang pernah saya baca baru-baru ini.
Suatu saat di sebuah kota kecil, hiduplah sebuah keluarga sederhana yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak laki-laki. Keluarga itu memiliki anjing yang telah mereka pelihara sejak sang ayah masih berumur 20 tahun. Ketika itu, anjing ini tidak dalam kondisi sehat, sudah 2 bulan anjing ini harus ke dokter setiap minggu untuk check up.
Hingga suatu hari, ketika sang anjing dibawa ke dokter seperti biasa, dokter itu mengatakan dengan perasaan bersalah bahwa sang anjing semakin buruk kondisinya. Dokter menganjurkan untuk melakukan suntik mati dan membebaskannya dari penderitaan selama ini. Sang ayah berkata agar dokter menundanya dan menunggu dia mengajak anaknya melihat peristiwa suntik mati itu dengan harapan ada sesuatu yang dapat diperoleh oleh sang anak.
Keesokan harinya, mereka ke dokter dan kali ini bersama anaknya. Sang anak memegang tangan anjing itu terus. anjing itu bahkan meletakkan kepalanya ke badan sang anak. Sang ayah menangis melihat anjing yang telah menemaninya selama ini kini sekarat. Ketika sang dokter mau melakukan suntik mati, anjing itu bersuara seperti menangis tetapi lama-lama sang anjing menjadi senang dan ekornya bergoyang-goyang. Lalu meninggal dengan sendirinya sebelum disuntik mati oleh dokter.
Ayah dan ibu menangis, tetapi tidak dengan sang anak. Sang anak mendekati ayah dan ibunya, lalu berkata bahwa Tuhan memberi kita kesempatan hidup agar kita dapat belajar untuk menyayangi dengan tulus, dan anjing itu telah menyayangi keluarga ini dengan tulus sehingga Tuhan memanggilnya dan membawanya berada dekat Tuhan dalam kehidupan yang kekal.
Suatu saat di sebuah kota kecil, hiduplah sebuah keluarga sederhana yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak laki-laki. Keluarga itu memiliki anjing yang telah mereka pelihara sejak sang ayah masih berumur 20 tahun. Ketika itu, anjing ini tidak dalam kondisi sehat, sudah 2 bulan anjing ini harus ke dokter setiap minggu untuk check up.
Hingga suatu hari, ketika sang anjing dibawa ke dokter seperti biasa, dokter itu mengatakan dengan perasaan bersalah bahwa sang anjing semakin buruk kondisinya. Dokter menganjurkan untuk melakukan suntik mati dan membebaskannya dari penderitaan selama ini. Sang ayah berkata agar dokter menundanya dan menunggu dia mengajak anaknya melihat peristiwa suntik mati itu dengan harapan ada sesuatu yang dapat diperoleh oleh sang anak.
Keesokan harinya, mereka ke dokter dan kali ini bersama anaknya. Sang anak memegang tangan anjing itu terus. anjing itu bahkan meletakkan kepalanya ke badan sang anak. Sang ayah menangis melihat anjing yang telah menemaninya selama ini kini sekarat. Ketika sang dokter mau melakukan suntik mati, anjing itu bersuara seperti menangis tetapi lama-lama sang anjing menjadi senang dan ekornya bergoyang-goyang. Lalu meninggal dengan sendirinya sebelum disuntik mati oleh dokter.
Ayah dan ibu menangis, tetapi tidak dengan sang anak. Sang anak mendekati ayah dan ibunya, lalu berkata bahwa Tuhan memberi kita kesempatan hidup agar kita dapat belajar untuk menyayangi dengan tulus, dan anjing itu telah menyayangi keluarga ini dengan tulus sehingga Tuhan memanggilnya dan membawanya berada dekat Tuhan dalam kehidupan yang kekal.
Senin, 09 September 2013
Tertawa Sejenak-1
Ada seorang raja yang sangat kaya raya, dia memanggil 1 orang prajurit terkuatnya dan memberinya tantangan untuk mengerjakan 3 hal yang tidak bakal dilakukan oleh orang lain.
Tantangannya yaitu, pertama dia harus minum 3 galon bir, kedua dia harus masuk ke kandang macan dan bertarung hingga membutakan macan itu, lalu yang terakhir adalah dia harus masuk ke rumah pelacur tua dan menyetubuhinya.
Tantangan pertama selesai dan sukses dilalui, lalu sang prajurit berkata pada raja, "di mana kandang macannya?"
Raja menunjukkan lokasinya dan sang prajurit masuk. Sekitar 2 jam, prajurit akhirnya keluar dengan agak lemas dan sang macan tampak kewalahan. Prajurit berkata pada sang raja "Sang raja, di mana rumah pelacur tua yang harus saya butakan?"
Raja bingung, memikirkan apa yang dilakukan prajurit di kandang macan dan tertawa terbahak-bahak.
Tantangannya yaitu, pertama dia harus minum 3 galon bir, kedua dia harus masuk ke kandang macan dan bertarung hingga membutakan macan itu, lalu yang terakhir adalah dia harus masuk ke rumah pelacur tua dan menyetubuhinya.
Tantangan pertama selesai dan sukses dilalui, lalu sang prajurit berkata pada raja, "di mana kandang macannya?"
Raja menunjukkan lokasinya dan sang prajurit masuk. Sekitar 2 jam, prajurit akhirnya keluar dengan agak lemas dan sang macan tampak kewalahan. Prajurit berkata pada sang raja "Sang raja, di mana rumah pelacur tua yang harus saya butakan?"
Raja bingung, memikirkan apa yang dilakukan prajurit di kandang macan dan tertawa terbahak-bahak.
Jumat, 06 September 2013
Pengalamanku
Hari ini, aku termenung sambil teringat tentang perkenalanku dengan seorang wanita. Awal perkenalanku aku mulai dengan sekedar chatting, hingga akhirnya 2 bulan berlalu sejak perkenalan itu. Sebut saja Mery.
Seperti biasa, di pagi hari saya selalu chat dia, dan anehnya hari ini dia tidak membalasku. Saya berpikir positif bahwa dia udah masuk sekolah. Dia anak kelas 3 SMA dan aku sendiri kuliah semester 4. Hingga siang sekitar pukul 2, balasan dari dia tidak kunjung ada.
Saya mulai berpikir bahwa apakah dia akan meninggalkan saya seperti wanita-wanita lain yang pernah saya kenal. Malam pun tiba dan dia tetap tidak membalasku. Aku tertidur dengan penuh pikiran yang beterbangan di dalam otakku malam itu.
Keesokan harinya dan beberapa hari berikutnya, setiap pagi, siang, dan sore, aku chat dia, tapi tetap saja tidak ada balasannya. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk tetap menjalani hidupku apa adanya, sambil mengatakan dalam hati, aku bisa hidup tanpa dia. tetapi, semakin hari aku semakin memikirkannya.
Hingga akhirnya setelah sekitar 1 bulan lamanya aku tidak dibalas, dia chat aku dan bilang kalau waktu itu dia punya pacar dan tidak mau menyakiti pacarnya. Dalam pikiranku, dia anggap apa aku, setelah dia putus dengan pacar setelah sekian lama dia mendiamkan aku, dia mencoba kembali ke aku. Aku saat itu masih sangat sakit hati, hingga aku hanya balas dia sekedarnya.
setelah sekitar 1 minggu, aku mulai chat dia seperti biasa. seperti dulu sebelum dia berpacaran.
Walaupun kadang selalu terbesit dalam pikiranku tentang apa yang telah dia lakukan padaku dulu.
Saya mulai semakin mengenal dia, sampai-sampai dia juga chat dengan adikku.
Tetapi, sekitar 3 bulan setelah itu, dia tiba-tiba hilang kontak lagi dengan saya. Kali ini, aku tidak chat dia, karena saya rasa percuma, sudah 3 hari saya chat dan tidak ada jawaban, untuk apa saya teruskan seperti dulu yang pernah saya lakukan..
bagaimana menurut anda?
apakah saya harus meninggalkan, atau menunggu?
Seperti biasa, di pagi hari saya selalu chat dia, dan anehnya hari ini dia tidak membalasku. Saya berpikir positif bahwa dia udah masuk sekolah. Dia anak kelas 3 SMA dan aku sendiri kuliah semester 4. Hingga siang sekitar pukul 2, balasan dari dia tidak kunjung ada.
Saya mulai berpikir bahwa apakah dia akan meninggalkan saya seperti wanita-wanita lain yang pernah saya kenal. Malam pun tiba dan dia tetap tidak membalasku. Aku tertidur dengan penuh pikiran yang beterbangan di dalam otakku malam itu.
Keesokan harinya dan beberapa hari berikutnya, setiap pagi, siang, dan sore, aku chat dia, tapi tetap saja tidak ada balasannya. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk tetap menjalani hidupku apa adanya, sambil mengatakan dalam hati, aku bisa hidup tanpa dia. tetapi, semakin hari aku semakin memikirkannya.
Hingga akhirnya setelah sekitar 1 bulan lamanya aku tidak dibalas, dia chat aku dan bilang kalau waktu itu dia punya pacar dan tidak mau menyakiti pacarnya. Dalam pikiranku, dia anggap apa aku, setelah dia putus dengan pacar setelah sekian lama dia mendiamkan aku, dia mencoba kembali ke aku. Aku saat itu masih sangat sakit hati, hingga aku hanya balas dia sekedarnya.
setelah sekitar 1 minggu, aku mulai chat dia seperti biasa. seperti dulu sebelum dia berpacaran.
Walaupun kadang selalu terbesit dalam pikiranku tentang apa yang telah dia lakukan padaku dulu.
Saya mulai semakin mengenal dia, sampai-sampai dia juga chat dengan adikku.
Tetapi, sekitar 3 bulan setelah itu, dia tiba-tiba hilang kontak lagi dengan saya. Kali ini, aku tidak chat dia, karena saya rasa percuma, sudah 3 hari saya chat dan tidak ada jawaban, untuk apa saya teruskan seperti dulu yang pernah saya lakukan..
bagaimana menurut anda?
apakah saya harus meninggalkan, atau menunggu?
Kamis, 05 September 2013
Beranilah
Suatu hari, ada seorang anak yang sangat nakal di
sekolahnya. Dia selalu datang terlambat, berkelahi dengan teman, dan senang
mengumpat. Namanya Rico. Kini dia duduk di kelas 6 SD. Di kelasnya, ada 1 anak
yang sangat pendiam, namanya Kevin. Dalam kesehariannya, Kevin hanya di kelas
mengikuti pelajaran dan pulang ketika bel pulang berbunyi. Kevin cukup pintar
di kelasnya.
Hingga suatu hari, mendekati ujian sekolah, Rico mendekati
Kevin dan menyuruh Kevin untuk memberi contekan saat ujian. Kevin yang pendiam
dan tahu kalau Rico sering berkelahi menjawab ya dengan nada takut. Rico
tertawa dan berlalu meninggalkan kelas karena sudah waktunya istirahat. Ketika
pulang sekolah seperti biasa Kevin langsung pulang dan sesampainya di rumah,
dia mengerjakan PR sambil berpikir tentang apa yang disuruh oleh Rico tadi di
sekolah. Dia tahu bahwa Rico bisa marah jika ia menolak untuk memberikan
contekan, tapi dia juga tahu kalau mencontek dan memberi contekan adalah
perbuatan yang salah karena itu merupakan kecurangan.
1 hari sebelum ujian berlangsung, Kevin didatangi oleh Rico
dan 3 temannya. Mereka menanyakan apakah Kevin sudah siap memberi contekan
besok. Kevin terdiam sejenak, lalu dia berdiri dari tempat duduk dan mengatakan
dengan tegas bahwa dia tidak akan memberi contekan. Bagi Rico yang mendengar
itu, itu adalah pertama kalinya ada yang menolak apa yang diperintahkannya.
Rico terpukul dan mencoba marah, tapi ketiga temannya menahannya dan mengatakan
bahwa Kevin benar, mencontek tidak seharusnya mereka lakukan, karena ujian ini
untuk masa depan mereka, kalau untuk masa depan mereka harus bergantung pada
orang lain, bagaimana masa depan mereka kelak. Rico berterima kasih pada Kevin
dan berlalu meninggalkannya.
Akhirnya, Rico mengikuti ujian tanpa menyontek. Akhirnya,
ketika hasil ujian diumumkan, Rico lulus, walaupun dengan nilai yang pas-pas
an...
Jadi, beranilah melawan untuk sesuatu yang buruk dan membela
apa yang benar menurutmu.
Senin, 02 September 2013
Kelompok Kerja di Sekolah
Suatu hari di sekolah, seperti biasa, saya datang ke sekolah
dan masuk ke kelas bersama dengan teman-teman saya. Di kelas, kita dibagi
berkelompok dan diberi tugas yang berbeda untuk masing-masing kelompok. Saya
masuk dalam kelompok yang beranggotakan 3 orang, yaitu saya dan 2 orang teman
saya yang cukup akrab dengan saya. Saat itu, saya merasa sangat nyaman masuk
kekelompok yang berisi teman-teman saya sendiri. Saya segera mencari tempat
untuk mengerjakan tugas itu bersama kelompok. Dan seperti biasa, saya
mengerjakannya di kantin sambil memesan minum.
Awalnya pengerjaan tugas ini berjalan lancar, hingga pada
pertengahan waktu, teman-teman saya bilang ijin ke kamar mandi dan saya
mengijinkan. Alhasil saya bekerja sendiri ketika itu, dan dengan positif
thinking saya melanjutkan tugas itu. Sekitar 1 jam berikutnya, barulah mereka
kembali dan melihat hasil kerja saya dan segera mengajakku untuk
mengumpulkannya ke ruang guru. Sesampai di ruang guru, sang guru menyuruh untuk
fotokopi jawaban itu karena yang asli akan dibawa guru dan yang hasil fotokopi
akan dibawa siswa untuk dipresentasikan besok di depan kelas. Ketika itulah
saya mulai sedikit emosi karena teman-teman saya lagi-lagi menyuruh saya untuk
fotokopi, padahal saya sudah mengerjakan tugas itu sendiri tanpa bantuan
mereka. Saya akhirnya pergi ke tempat fotokopi dengan hati yang menggerutu. Setelah
selesai fotokopi, kami bertiga kembali ke ruang guru dan menyerahkan jawaban
aslinya. Sang guru yang melihat tugas itu langsung menambahkan tugas untuk
membuat program analisa data untuk tugas tersebut. Kembalilah kami ke rumah dan
sebelum pulang, saya menanyakan soal pengerjaan program tersebut dan mereka
hanya berkata, nanti kami bantu sebisanya. Akhirnya lagi-lagi malam itu saya
mengerjakan tugas itu sendiri.
Hingga keesokan harinya, pelajaran dimulai seperti biasa.
Kami semua masuk kelas dan kedua teman saya yang satu kelompok dengan saya sama
sekali tidak menanyakan soal tugas yang saya kerjakan semalam. Lagi-lagi saya
merasakan emosi saya yang hampir meledak.Saya minta ijin keluar ke kamar mandi
dan disana saya meledakkan emosi saya. Setelah emosi saya reda, saya kembali ke
kelas.
Sang guru masuk dan menyuruh masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan tugas masing-masing. Ketika tiba giliran kelompok saya untuk
maju, kedua teman saya maju dengan bertanya pada saya soal apa yang saya tulis
di presentasi. Saya lalu membuka file dan menampilkan program yang saya buat,
serta power point yang ada di sana. Kedua teman saya kaget karena presentasi
yang saya siapkan hanya berupa judul-judul utama tanpa penjelasan. Mereka
gelagapan dan akhirnya presentasi ini hanya saya sampaikan sendiri.
Inti dari cerita ini, jika kalian diberi sebuah tugas yang
dipercayakan pada kita, lakukanlah dengan baik, karena itu akan selalu membawa
kebaikan sendiri bagimu. Apabila kamu melakukannya ala kadarnya, maka sebuah
malapetaka akan menantimu. Berusaha bertanggung jawab dan selalu jaga emosimu,
karena emosi merupakan penyebab musibah terbesar di dunia, jika tidak ada
emosi, maka tidak ada perang. Damai akan menyelimuti bumi.
Sabtu, 31 Agustus 2013
Bertanggung Jawablah atas Segala Perbuatan
Saya adalah seorang anak dari keluarga yang cukup berada. Saya
selalu memperoleh apa yang saya minta pada orang tua saya. Oleh karena itu,
saya menjadi anak yang sangat manja. Setiap ada sedikit masalah di sekolah,
saya selalu melaporkannya kepada orang tua saya supaya mereka menyelesaikannya.
Suatu hari ketika saya sudah masuk SMP, ketika memasuki Masa
Orientasi Siswa, saya merasa malu ketika disuruh maju menampilkan bakat di
depan kelas pada keesokan harinya, sehingga saya menyuruh orang tua saya untuk
membuatkan surat ijin tidak mengikuti MOS pada keesokan harinya itu. Dan orang
tua saya yang sudah terbiasa hanya menuruti apa yang saya minta.
Ketika sudah memasuki bulan ke 3 di SMP, saya berkenalan
dengan seorang cewek yang 1 tahun lebih tua dari saya, dia adalah kakak kelas
saya yang berlomba bersama saya mewakili sekolah. Kami berusaha melakukan
persiapan yang terbaik dan tibalah waktu lomba itu. Dalam perjalanan menuju
lokasi lomba, saya berpikir bahwa saya tidak perlu terburu-buru untuk sampai ke
lokasi dan saya menyuruh sopir saya mampir ke toko mainan. Akibatnya, saya
telat tiba di lokasi. Saya segera menelepon ayah saya seperti biasa supaya
diijinkan mengikuti lomba walaupun terlambat. Tetapi hal yang tidak biasa
terjadi kali ini. Ayah saya tidak menuruti apa yang saya minta. Saya sangat
khawatir, bahkan hampir menangis. Di sana, saya bertemu dengan cewek yang
adalah pasangan lomba saya dan dia mengatakan bahwa sudah terlambat untuk
menyesalkan apa yang sudah terjadi. Dia berkata bahwa yang bisa kita lakukan
hanyalah berdoa supaya Tuhan mau membukakan jalan bagi kita dan berjanjilah
bahwa apa yang terjadi kali ini tidak akan terjadi lagi lain kali.
Saya berdoa dalam hati dengan penuh rasa penyesalan. Saya
meneteskan air mata tanpa saya sadari. Dalam hati, saya memikirkan apa yang ibu
saya rasakan karena telah membimbing saya sampai saya dipercaya mewakili
sekolah dalam lomba ini, bagaimana dengan sekolah saya yang telah memberi saya
kepercayaan untuk membawa nama sekolah dalam lomba ini. Tiba-tiba, ada
seseorang yang menepuk bahu saya, dan saya pun menoleh, ternyata panitia yang
mengijinkan kami mengikuti lomba dengan syarat kami mengerjakan soal babak
pertama itu tanpa adanya tambahan waktu dan kami segera mengambil alat tulis
dan mengerjakan soal tersebut. Dan ternyata saya memperoleh hasil yang baik
saat babak pertama itu dan lolos ke babak final keesokan harinya.
Keesokan harinya, saya segera bersiap dan segera menuju ke
tempat lomba. Di sana saya langsung bertemu dengan pasangan lomba saya dan
memasuki ruang lomba. Kami mengikuti lomba dengan lancar dan akhirnya mendapat
juara 2.
Dari pengalaman lomba itu, saya mendapatkan banyak hal
berharga. Saya mendapatkan pengalaman berkompetisi dalam lomba dan pelajaran
berharga bahwa kita tidak boleh seenaknya saja dan tidak bertanggung jawab pada
apa yang telah kita buat.
Kamis, 29 Agustus 2013
Kisah Kasih Ibu
Ini
adalah sebuah kisah tentang pengalaman seseorang yang dialami dalam
keluarganya.
Di sebuah kota, hiduplah satu keluarga beranggotakan ayah,
ibu, dan 3 orang anak. Ketiga anak ini yang satu laki-laki dan dua lainnya
perempuan. Suatu hari sepulang sekolah, seperti biasa ketiga anak itu tiba di
rumah dan segera berganti pakaian. Ibu mereka telah mempersiapkan makan siang
dan sang ayah baru datang sehabis menjemput mereka di sekolah. Setelah berganti
pakaian, mereka sekeluarga berkumpul di meja makan dan berdoa sebelum makan.
Ketika mereka sedang menikmati makan siang yang telah dibuat oleh sang ibu
dengan sepenuh hati, tiba-tiba anak pertama mereka yang laki-laki mengeluarkan
darah pada hidungnya. Ayah yang melihat itu segera menyuruh sang anak untuk tidur
dan membersihkan hidungnya dengan tissue. Ketika dibersihkan, darah tidak
berhenti mengucur dari hidung sang anak. Kekhawatiran mulai muncul dalam
keluarga itu pada siang hari itu. Sang ibu segera mencoba menelepon dokter dan
ternyata dokter masih belum praktek dan baru buka praktek sekitar 3 jam
kemudian. Keluarga itu terus kebingungan dan hanya bisa membersihkan hidung
yang terus berdarah itu.
Sampai akhirnya jam praktek dokter telah tiba dan sang anak
segera dibawa ke dokter dalam keadaan hidung masih berdarah. Di sana, dokter
langsung menyuruh melakukan tes darah di poliklinik untuk mendapatkan hasil dan
perkiraan yang tepat mengenai apa yang dialami oleh anak ini. Setelah menunggu
1,5 jam akhirnya hasil tes darah keluar dan hasil itu segera diserahkan kepada
dokter. Melihat hasil itu, dokter langsung menyarankan agar anak ini dirawat di
rumah sakit untuk pemulihan karena didapatkan jumlah trombosit anak itu kurang
dari normal dan perlu ditingkatkan mencapai jumlah normal. Sang anak diharuskan
melakukan tranfusi darah untuk meningkatkan trombositnya.
Keluarga itu menunggu di rumah sakit, hingga malam hari tiba
dan kedua adiknya harus pulang ke rumah bersama ayahnya karena besok masih
masuk sekolah. Sang ibu dengan setia menunggu sang anak di rumah sakit. Dia tidak
bisa tidur pada malam itu karena selalu terpikir tentang kondisi anaknya yang
terbaring dengan infus di tangannya. Keesokan harinya, sang ayah tiba di rumah sakit
setelah mengantarkan kedua anak perempuannya ke sekolah. Dokter pun tiba dan
melakukan pemeriksaan pada sang anak dan menyuruh sang ayah agar segera memesan
darah dari PMI untuk tranfusi. Sekitar pukul 12 siang, 2 plastik darah telah
tiba dan segera diinfuskan pada sang anak. Sang ibu selalu menemani anaknya
setiap akan dilakukan tranfusi karena sang anak merasa takut.
Tranfusi terus dilakukan sampai sekitar 1 minggu setelah
awal masuk rumah sakit, kondisi anak itu mulai membaik dan trombositnya sudah
mendekati normal. Dokter mengijinkan untuk pulang dengan syarat selalu minum
obat yang diberikan hingga obat itu habis. Sang ibu segera membawa anak itu
pulang dengan gembira.
Dari pengalaman di atas, kita dapat melihat betapa
besar rasa sayang seorang ibu pada anaknya. Dia tidak ingin anaknya mengalami
hal yang menyakitkan, dia tidak ingin kehilangan anaknya. Meskipun mungkin anak
itu nakal dan sering membantah apa yang dikatakannya. Tidak sedikit dari kita
yang kurang mengerti tentang kasih orang tua kita, khususnya ibu. Dia telah
mengandung kita selama sembilan bulan, ke mana mana selalu membawa kita yang
hanya menambah beratnya dan seringkali kita membuat mereka kesakitan. Dia
selalu merawat kita ketika kecil, bahkan ketika sekarang kita sudah beranjak
dewasa, tidak sedikit ibu yang selalu mengkhawatirkan anaknya, takut jika
terjadi sesuatu yang buruk pada anaknya. Dalam setiap doanya, percayalah ibu
selalu mendoakan anaknya agar memperoleh yang terbaik dalam setiap langkah
hidupnya
Selasa, 27 Agustus 2013
Kebiasaan Membaca di Indonesia yang memudar
Dewasa ini, tidak dapat dipungkiri bahwa media dan teknologi mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan ini dapat dilihat secara kualitas
maupun kuantitas. Secara kuantitas, dapat dilihat bahwa jumlah web di
Google semakin banyak, sedangkan secara kualitas, web-web yang dulunya
penuh dengan tulisan, diubah menjadi gambar, bahkan menjadikannya
sebagai video. Banyak informasi-informasi yang dibagikan dengan gambar
dan video.
Hal kemajuan ini memiliki byk manfaat yang baik bagi semua orang, tetapi di samping itu, kemajuan ini juga menimbulkan beberapa dampak negatif.
salah satunya adalah kurangnya kebiasaan membaca terutama bagi anak-anak saat ini, dulu anak-anak kebiasaan membaca buku komik bahkan koran, tetapi sekarang lebih sering anak-anak menonton film di setiap waktu kosongnya. tetapi sangat disayangkan, karena tidak semua informasi dapat diperoleh dari film dan gambar, ada informasi yang hanya dapat diperoleh dengan membaca karena pembuatan gambar dan film yang tidak mudah, maka tidak semua informasi akan dibuat dalam gambar oleh media informasi.
Hal kemajuan ini memiliki byk manfaat yang baik bagi semua orang, tetapi di samping itu, kemajuan ini juga menimbulkan beberapa dampak negatif.
salah satunya adalah kurangnya kebiasaan membaca terutama bagi anak-anak saat ini, dulu anak-anak kebiasaan membaca buku komik bahkan koran, tetapi sekarang lebih sering anak-anak menonton film di setiap waktu kosongnya. tetapi sangat disayangkan, karena tidak semua informasi dapat diperoleh dari film dan gambar, ada informasi yang hanya dapat diperoleh dengan membaca karena pembuatan gambar dan film yang tidak mudah, maka tidak semua informasi akan dibuat dalam gambar oleh media informasi.
Senin, 26 Agustus 2013
Siapa Sangka Dialah Orangnya
Di sebuah kota yang terkenal
dengan tata kotanya yang rapi, terdapat sebuah SMA Swasta yang merupakan salah
satu SMA yang mengajarkan ilmu musik sebagai mata pelajaran utama. Oleh karena
itu, setiap pengajarnya harus bisa bermain alat musik. Memasuki tahun ajaran
baru, SMA ini menerima 2 orang pengajar pria. Keduanya akan mengajar kelas XI
dan menguasai alat musik piano. Sebelumnya di SMA ini sudah terdapat 2 pengajar
yang menguasai piano, keduanya wanita dan mengajak kelas XII. Jadi sekarang SMA
ini memiliki 4 pengajar piano, yaitu Diana, Siska, Andrew, dan Pedro. Pedro
merupakan lulusan Amerika untuk jurusan musik dan apabila ke sekolah
mengendarai motor sedangkan Andrew hanya lulusan dalam negeri dan hanya
berjalan kaki(walaupun demikian sebenarnya dia adalah anak dari pengusaha
sukses yang telah meninggal, tetapi karena keinginannya untuk mengaja musik
maka dia tidak ingin menunjukkan kekayaannya ). Siska adalah anak dari Kepala
SMA ini. Dia dididik sendiri tentang piano oleh ayahnya dan sekarang membantu
ayahnya sebagai pengajar di sekolah ini.
Pada hari pertama ini,
Andrew masuk ke ruang guru dan mendengar sebuah alunan musik yang begitu indah.
Dia mencari asal suara ini, dan dia melihat sebuah piano berwarna putih dengan
seorang wanita berambut sebahu sedang bermain piano. Dia tidak berani menyapa,
dia hanya melihat dan menikmati alunan musik tersebut. Tanpa sengaja dia
menyenggol pot tanaman sehingga berderit, wanita itu pun berhenti dan menoleh
lalu keluar dan melihat Andrew. Inilah awal perkenalan Andrew dan Siska.
Bel berbunyi tanda pelajaran
dimulai, mereka tidak sempat berbicara apa-apa karena harus segera menuju kelas
mereka masing-masing. Ketika pelajaran berlangsung, Pedro yang sedang mengajar
tiba-tiba dipanggil oleh Kepala Sekolah untuk dikenalkan kepada Siska anaknya.
Pedro pun menjabat tangan Siska dan tampaknya Siska tertarik dengan Pedro.
Berjalan 1 bulan, Siska
dekat dengan Andrew dan sering jalan keluar. Suatu hari ketika mereka berdua
berjalan-jalan, Siska mengajak untuk mampir ke sebuah toko yang ternyata adalah
milik Andrew, begitu memasuki toko Andrew segera memberi isyarat agar jangan
sampai para pekerja toko menyapa dia seperti mereka kenal dia. Akhirnya mereka
melihat-lihat barang yang dijual di toko itu tanpa Siska tahu bahwa Andrew
adalah pemilik toko itu. Akhirnya mereka pulang sekitar pukul 8 malam.
Keesokan harinya di sekolah,
Andrew berbincang dengan Siska hingga tiba-tiba Pedro datang dan mengajak Siska
untuk pergi pada hari Minggu. Siska pun mengiyakan ajakan Pedro tersebut. Dalam
hati, Andrew sedikit kecewa karena Siska mau diajak Pedro untuk pergi. Bel pun
berbunyi dan mereka menuju kelas mereka masing-masing.
Hari Minggu tiba, seperti
yang direncanakan, sekitar pukul 8 pagi Pedro sudah tiba di rumah Siska. Siska
pun akhirnya pergi bersama Pedro. Andrew bertemu dengan temannya yang adalah
seorang pengacara yang cukup terpandang, mereka menuju ke sebuah rumah makan.
Mereka mengendarai mobil tahun 80'an berwarna putih. Di tengah jalan dia melihat
Siska dan Pedro keluar dari sebuah toko, Andrew pun turun dan menyapa mereka
serta mengenalkan temannya pada mereka. Tiba-tiba Siska yang melihat mobil
klasik itu begitu tertarik untuk melihat interior mobil itu. Sambil
tersenyum-senyum Andrew mengantarkan Siska melihat mobil. Ketika melihat-lihat
mobil, secara tiba-tiba ada 2 pria dengan jaket dan kaca mata berlari ke arah
mereka dengan menodongkan pistol revolver berpeluru 6. Andrew yang melihat hal
itu langsung menarik Siska untuk bersembunyi di balik mobil, sedangkan sang
pengacara bersembunyi sambil melihat keadaan sekitar, peluru-peluru
berterbangan. Melihat salah seorang sedang melakukan 'reloading' dia langsung
menarik tangan pria itu dan memukul siku kanannya, dia menarik kerahnya lalu
menghantam wajah pria itu hingga berdarah. Melihat itu pria lainnya mencoba
menembak sang pengacara(Sam). Andrew dengan cekatan melompat dan menabrak pria
itu. Mereka berdua berebut pistol, perebutan berlangsung cukup sengit, dan
akhirnya terdengar bunyi tembakan dan pria tersebut meninggal di tempat karena
peluru menembus lehernya. Beberapa saat kemudian bunyi sirene polisi datang dan
Sam yang adalah seorang pengacara menjelaskan kejadian itu kepada polisi. Sejak
saat itu, Siska merasa bahwa dia berhutang budi pada Andrew yang telah
menyelamatkannya.
Beberapa hari kemudian,
ketika Ruang Guru telah sepi, hanya ada Siska, Andrew, dan 1 orang petugas
kebersihan yang membersihkan ruangan tersebut setiap sorenya, Siska menghampiri
Andrew dan mengajaknya untuk keluar makan malam pada hari Sabtu nanti.
Hari Sabtu pun tiba, Siska
dan Andrew pergi ke sebuah restoran yang cukup bagus. Mereka berdua duduk di
sebuah meja berbangku 2 dengan taplak meja berwarna putih-coklat. Di atas meja
itu terdapat lilin berwarna pink yang menambah keromantisan malam itu. Mereka
berdua memesan makanan dan minuman. Ketika itu, Andrew melihat anak perempuan
dari teman mendiang ayahnya, ia pun menyapa. Mereka berbincang-bincang bertiga
dan ternyata anak perempuan yang bernama Firda itu adalah koki kepala di
restoran tersebut. Ketika Firda menanyakan pada Andrew apakah Siska adalah
pacarnya, Andrew ingin menjawab bahwa Siska adalah calon pacarnya dan berencana
mengungkapkan perasaannya saat itu juga, tetapi Siska terlebih dahulu
mengatakan bahwa mereka berdua hanya teman kerja. Kemudian Firda pun permisi
untuk kembali bekerja karena saat itu restoran sedang ramai pengunjung. Setelah
makan, mereka pulang karena sudah cukup malam.
Suatu hari, di sebuah kios
buku, Siska sedang melihat buku musik edisi baru, ketika itu datang 2 orang
bertopeng hitam masuk kios dan menodongkan pisau kepada kasir dan pengunjung.
Semua orang di dalam kios ketakutan karena salah seorang bertopeng itu
mengangkat seorang anak kecil dan menodongkan pisau ke leher anak tersebut. Sesaat
kemudian lampu di kios mati, tiba-tiba terdengar suara pukulan dan erangan
kesakitan. Ketika seseorang menyalakan lampu senter, ternyata ada seseorang
berjubah biru dengan syal biru dan bertopeng anjing biru sedang melumpuhkan
kedua orang jahat itu. Tapi ketika dia lari keluar, penjahat itu melempar pisau
dan memotong syal biru itu. Siska akhirnya pulang dengan selamat. Pria
bertopeng biru itu akhirnya disebut oleh masyarakat dengan sebutan Pasukan Biru
yang tanpa diketahui adalah Andrew.
Keesokan harinya, Pedro
tiba-tiba menjemput Siska untuk pergi ke sekolah bersama. Ketika di motor,
Siska melihat bahwa di spion motor Pedro terdapat syal biru seperti yang
dilihat dipakai oleh Pasukan Biru. Dalam pikiran Siska, dia berpikir bahwa
Pedro lah yang kemarin telah menyelamatkan dia. Siska pun semakin menyimpan
rasa cinta seperti yang dulu berawal pada pandangan pertamanya.
Perasaan itu tetapi terlukai
ketika Pedro diwawancarai oleh sebuah acara TV yang juga mengira bahwa Pedro
adalah Pasukan Biru. Ketika ditanyai tentang kriteria wanita idamannya, dia
mengatakan bahwa ia suka wanita feminim, sedangkan Siska tidak. Siska pun
benar-benar galau, akhirnya dia mengajak Diana dan Andrew pergi sambil
membicarakan hal ini. Andrew yang mendengar pembicaraan ini justru merasakan
sakit hati yang begitu dalam ketika mengetahui Siska yang ia cintai justru
mencintai orang lain.
Suatu ketika, sekolah
berencana mengadakan lomba musik antar pengajar di sekolah ini. Pemenang dari
lomba ini akan mewakili sekolah untuk mengikuti lomba nasional. Semua pengajar
diwajibkan mengikuti acara ini, termasuk Siska, Diana, Andrew, dan Pedro. Hari
H pun tiba, sekitar 1 jam sebelum acara dimulai, semua pengajar telah hadir,
kecuali Andrew. Bapak Kepala Sekolah yang baru saja tiba di sekolah secara
tiba-tiba ditangkap oleh 5 orang berjubah hitam yang ternyata disuruh oleh
pengusaha kaya yang merupakan pesaing dari perusahaan Andrew yang ingin membeli
tanah sekolah itu tetapi tidak mendapat persetujuan dari Kepala Sekolah yang
merupakan pemilik sekolah tersebut. Kejadian itu terlihat oleh Andrew yang
sedang menuju ke sekolah. Melihat itu, Andrew segera memutar balik dan
mengambil motor khas Pasukan Biru-nya, mengejar penculik Kepala Sekolah
tersebut. Memasuki sebuah gedung tua, Pasukan Biru dihadang oleh 2 orang yang
tadi menculik Kepala Sekolah, keduanya dengan cepat segera dilumpuhkan.
Berikutnya 3 orang yang sedang memukuli Kepala Sekolah dilumpuhkan juga
olehnya. Pertama dia menendang kepala orang yang berada di depan Kepala
Sekolah, kemudian dengan cepat menarik Kepala Sekolah dan mematahkan kursi
kayunya sehingga Kepala Sekolah yang terikat pada kursi dapat melepaskan diri.
Kemudian dengan cepat Pasukan Biru menarik tangan pria yang berada di kanannya
lalu dilemparkan ke arah pria yang berada di belakang Kepala Sekolah tadinya.
Saat itulah sebuah pecahan kayu yang tajam dilemparkan ke arah Pasukan Biru dan
menyobek punggungnya. Pasukan Biru lalu mengantar Kepala Sekolah kembali ke
sekolah.
Di sekolah, para guru
kebingungan mencari Kepala Sekolah tetapi perlombaan berlangsung dengan lancar
hingga tibalah giliran Andrew untuk unjuk kebolehan. Andrew tiba tepat waktu
dan mulai memainkan piano putih dengan ukiran keemasan. Dia bermain dengan
tergesa-gesa dan Siska menyadarinya. Dia berbicara dengan ayahnya dan ayahnya
membenarkan perkataan Siska itu. Tiba-tiba Andrew berhenti bermain dan
terjatuh. Seluruh isi gedung kebingungan dan keadaan menjadi kacau. Segera
ambulans datang dan membawa Andrew ke rumah sakit. Ternyata Andrew mengalami
luka dipunggung seperti terkena benda tajam. Andrew kehilangan banyak darah
sehingga membutuhkan istirahat beberapa hari di rumah sakit. Lomba tersebut
akhirnya dimenangkan oleh Siska dan dia berhak mewakili sekolah dalam lomba
tingkat nasional. Siska pun menjenguk Andrew bersama dengan ayahnya. Saat
melihat keadaan Andrew, Ayah Siska menyadari bahwa luka yang ada pada tubuh
Andrew persis seperti yang ada pada Pasukan Biru. Dalam hati beliau terus
berpikir, apakah mungkin Andrew adalah Pasukan Biru. Hingga keesokaan harinya
beliau mengatakan hal itu pada Siska. Dan seketika itu Siska meminta ijin untuk
menemani Andrew di rumah sakit selama beberapa hari karena kalau memang benar
Andrew adalah penyelamat ayahnya dan kalaupun tidak benar, Andrew tetaplah
temannya dan tidak mungkin meninggalkannya sendirian di rumah sakit. Andrew
yang ditemani oleh Siska di rumah sakit sangat senang. Mereka pun menjadi
semakin akrab walaupun Andrew masih tidak ingin mengatakan bahwa dirinya adalah
Pasukan Biru.
Beberapa hari kemudian,
Andrew telah pulang dari rumah sakit dan kembali bekerja di sekolah. Di
sekolah, dia disambut oleh para guru di ruang guru. Andrew merasa senang karena
ternyata keberadaannya di sekolah masih mendapat perhatian dari guru-guru
lainnya. Bel masuk pun berbunyi, Andrew menuju ke kelasnya ditemani oleh Siska.
Dalam hati, Andrew berpikiran untuk menyatakan perasaannya pada Siska. Dia pun
membuat keputusan untuk menyatakannya saat itu juga, tetapi tiba-tiba datang
Pedro yang mengucapkan selamat datang kembali kepada Andrew dan mengajak Siska
untuk menemaninya melihat telepon genggam di toko nanti malam. Siska yang
memang sebelumnya memiliki perasaan terpendam pada Pedro langsung menyetujui
ajakan tersebut. Mendengar itu, Andrew segera pamit untuk masuk ke dalam
kelasnya. Di kelas, Andrew disambut dengan sebuah surat yang ditulis oleh para
muridnya. Dia membacanya di depan murid-muridnya sampai terharu dan meneteskan
air mata. Dalam surat itu, para murid berjanji tidak akan nakal lagi di kelas,
mereka mengatakan bahwa tanpa guru Andrew, mereka tidak bisa merasakan kelas
yang penuh kehangatan seperti yang dirasakan saat bersama Andrew. Akhirnya
pelajaran pun dimulai.
Sepulang sekolah, Andrew
segera pulang karena dia memiliki janji bertemu dengan Sam. Mereka berencana
membicarakan tentang kasus pembunuhan ayah Andrew 10 tahun yang lalu. Mereka
membuat suatu perkiraan bahwa pelakunya adalah pengusaha saingan ayah Andrew
yang dulu menculik Kepala Sekolah. Pada saat yang sama, Siska dan Pedro sedang
berjalan-jalan di sebuah mall dan ketika itu juga Pedro bertemu dengan mantan
pacarnya yang bernama Indri. Mereka putus karena Pedro diharuskan oleh neneknya
untuk kuliah musik di Amerika. Indri yang melihat Pedro langsung memeluknya dan
Pedro pun memeluk Indri. Melihat hal itu, Siska yang menyukai Pedro benar-benar
hancur, tetapi tetap berusaha tersenyum ketika akhirnya mereka bertiga makan di
sebuah rumah makan dekat mall itu.
Keesokan harinya, Siska
menceritakan kejadian yang dialaminya kemarin kepada Andrew di kantin sekolah.
Mendengar cerita Siska, Andrew mengerti apa yang dirasakan oleh Siska dan
mengajak Siska untuk sedikit merelaksasi pikiran dengan pergi ke sebuah kafe
bersama Firda, teman Andrew yang bekerja sebagai koki.
Ketika di kafe, mereka
bertiga duduk bersama dan tiba-tiba melihat Pedro yang duduk sendirian sambil
termenung dan minum minumannya. Tetapi karena perasaan Siska yang belum
membaik, mereka tidak mengajak Pedro untuk bergabung. Siska pergi ke toilet dan
bersisipan dengan 2 pria bertopi. Siska masuk ke toilet dan mencuci muka, dan
tanpa sadar, kedua pria tersebut telah masuk ke dalam toilet wanita dan
memojokkan Siska. Siska yang ketakutan langsung berteriak, beruntung
teriakannya terdengar oleh Andrew yang sedang berada di kasir dekat toilet.
Andrew pun segera masuk ke toilet dan menarik pria yang berkulit hitam
membenturkan kepalanya ke dinding sampai berdarah. Melihat itu pria yang lain
menyerang Andrew dari belakang dengan pisau lipatnya. Siska langsung berlari
dan menepis pisau itu, tapi justru pisau itu mengenai telapak tangan kiri
Siska. Andrew yang naik darah segera merebut pisau itu dan menusukkan ke badan
pria itu sebanyak 3 kali, 1 di kaki dan 2 di bahu. Andrew segera membawa Siska
ke rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, Siska dilarang untuk
bermain piano dulu karena dapat menyebabkan lukanya menjadi semakin parah.
Mendengar itu, air mata meleleh dari mata Siska yang kecoklatan. Andrew mencoba
menghibur Siska yang terpukul karena besar kemungkinan ia tidak dapat mewakili
sekolah dalam lomba tingkat nasional yang akan diadakan minggu depan, tetapi
Siska justru mengusir Andrew dari kamarnya.
Beberapa hari kemudian,
Siska telah kembali bekerja. Andrew yang menyambut kedatangannya justru tidak
diperdulikan oleh Siska. Siska menerima bunga yang diberikan oleh Pedro. Andrew
tidak menyalahkan perbuatan Siska karena dia mengerti apa yang dirasakan Siska
saat ini.
Keesokan harinya, Andrew
tidak masuk ke sekolah. Dia berdiam di rumah sambil memikirkan cara agar Siska
dapat tetap mewakili sekolah. Dia tidak ingin melihat Siska yang terus
menjauhinya karena merasa bahwa kecelakaan yang menimpanya karena Andrew.
Akhirnya Andrew menemukan ide ketika dia sedang bermain piano. Dia berencana
membuat sebuah lagu yang cukup dimainkan di piano dengan hanya menggunakan
tangan kanan.
3 hari sudah Andrew tidak
masuk sekolah. Siska masih tetap menyalahkan Andrew. Hingga ketika jam pulang
sekolah, Andrew datang menemui Siska dan berusaha membuat Siska kembali seperti
dahulu, walaupun tangannya tidak akan seperti dahulu dalam waktu dekat. Siska
yang mendengar Andrew menitikkan air mata dan memeluk Andrew. Mereka pun pulang
bersama. Sesampai di depan rumah Siska, Andrew memberikan sebuah DVD kepada
Siska. Siska menerimanya dan langsung masuk ke rumah mengambilkan payung karena
cuaca mulai mendung. Andrew pun pulang dengan membawa payung tersebut,
berjaga-jaga apabila hujan turun.
Benar, tidak lebih dari 15
menit hujan turun cukup deras. Beruntung Andrew telah membawa payung yang
diberi oleh Siska. Di rumah Siska, sebuah DVD player menyala dengan DVD diputar
di dalamnya. DVD tersebut ternyata hasil rekaman Andrew. Di dalamnya, Andrew
berusaha mengatakan bahwa dia begitu sedih ketika Siska mengusirnya ketika itu.
Andrew yang merasa sudah begitu dekat dengan Siska ketika itu, justru tidak
dihiraukan oleh Siska saat Siska kembali ke sekolah. Siska yang melihat itu
kembali meneteskan air mata. Tetapi tidak selesai di situ, dalam DVD itu Andrew
mencoba menghibur Siska dengan percakapan Andrew dengan boneka beruang. Siska
begitu senang dan berhenti menangis. Andrew pun memainkan sebuah lagu yang ia
ciptakan untuk dimainkan Siska dalam lomba nantinya. Mendengar Andrew memainkan
lagu itu, Siska benar-benar terharu melihat apa yang Andrew lakukan demi
dirinya. Andrew pun memainkan sebuah lagu yang ia ciptakan untuk dimainkan
Siska dalam lomba nantinya. Mendengar Andrew memainkan lagu itu, Siska
benar-benar terharu melihat apa yang Andrew lakukan demi dirinya.
Keesokan harinya, Siska
datang ke sekolah lebih awal untuk menanyakan pada Tata Usaha di mana alamat
rumah Andrew, karena Andrew sudah beberapa hari tidak masuk sejak kejadian yang
menimpa Siska itu. Ternyata, hari itu Andrew sudah tiba di sekolah dan bermain
piano di kelasnya. Siska pun masuk dan menemui Andrew. Siska memberikan tanda
terima kasih berupa ajakan menonton bioskop nanti malam. Mendengar itu, Andrew
sangat gembira karena wanita yang ia sukai mengajaknya untuk menonton bioskop
berdua.
Pada malam harinya, dengan
pakaian yang rapi dan elegan, Andrew menunggu Siska di depan bioskop seperti
janji yang telah mereka buat. Sekitar 15 menit kemudian, Siska datang dengan
gaun biru muda yang menawan. Andrew hanya bisa melamun melihat Siska yang
begitu cantik malam ini. Mereka berdua pun segera masuk karena film akan segera
dimulai.
Setelah film selesai, mereka
keluar dan secara tiba-tiba sebuah van hitam berhenti di depan mereka dan
menarik masuk Siska. Andrew berusaha berlari mengejarnya namun tidak terkejar.
Andrew hanya melemparkan sesuatu ke van itu yang ternyata adalah sebuah alat
pemancar sinyal yang nantinya dapat ditangkap alat pelacak. Andrew kembali ke
rumah dan mengambil alat pelacak serta motor khas Pasukan Biru.
Andrew menuju lokasi yang
ditunjukkan oleh alat pelacak dan di sana dia dihadang oleh 2 orang berotot
besar. Andrew melompat dari motor dan langsung menendang badan salah seorang
dari mereka. Tetapi tendangan tersebut tidak membuat badan besar itu bergeming
sedikitpun. Andrew kembali memukul badannya, tetapi hasilnya nihil. Salah
seorang dari mereka menariknya dan melempar hingga tubuh Andrew membentuk tiang
beton. Andrew kembali bangkit dan berlari sambil bersiap memukul mereka. Ketika
berlari, dia melihat balok kayu dan menjadikannya tumpuan melompat dan
menghantam leher salah seorang dari mereka. Seketika itu juga jatuhlah dia dan
Andrew segera mengambil sepotong besi dari motornya dan mencoba memukul 1 orang
yang tersisa, tetapi orang tersebut menangkap besi tersebut dengan tangannya.
Tanpa disangka, besi tersebut adalah sebuah alat yang dapat menghantarkan listrik
jika pada kedua ujungnya tersentuh sesuatu. Tangan Andrew yang berkostum
Pasukan Biru itu tidak merasakannya karena menggunakan sarung tangan kostum.
Andrew segera membebaskan Siska yang terikat di kursi kayu. Mereka berdua pergi
dari tempat tersebut dengan motor Pasukan Biru.
Ketika sampai di rumah
Siska, Siska berterima kasih dan mengajukan permohonan agar Pasukan Biru mau
membuka topengnya untuknya. Mulanya permohonan itu ditolak, namun karena Siska
terus memaksa dan timbul keinginan agar Siska tahu bahwa yang telah
menyelamatkannya adalah dirinya, Andrew pun membuka topengnya dan membiarkan
Siska menatap wajahnya, teman dekatnya yang selalu ada buatnya.
Akhirnya Siska pun
berpacaran dengan Andrew dan menikah setelah 1 tahun berpacaran. Mereka pun hidup
bahagia. Siska menjadi kepala sekolah menggantikan ayahnya dan Andrew
melanjutkan perusahaan mendiang ayahnya dan tetap sebagai Pasukan Biru.
Langganan:
Postingan (Atom)