Total Tayangan

Kamis, 26 September 2013

Penyebab Pertengkaran Antara Anjing dan Kucing

Di mana pun tinggalnya, hampir setiap orang akan memiliki pikiran bahwa anjing jika digabung dengan kucing akan selalu timbul pertengkaran, tapi pernahkah kita memikirkan tentang penyebab mereka bertengkar.
Suatu hari diawal kemunculan kucing dan anjing, seekor kucing sedang berjalan jalan dan tiba-tiba ada seekor anjing lewat di dekatnya. Melihat ada binatang yang baru saja dilihatnya, kucing merasa tertarik dan ketertarikan itu ditunjukkan dengan ekor kucing yang tegak, tetapi ketika anjing melihat kucing dengan ekor tegak, anjing menangkap bahwa kucing itu marah dan mengajak berkelahi.
Di tempat lain,seekor anjing menatap kucing dan ingin mengajak kucing bermain, anjing menggoyang ekornya untuk menunjukkan rasa senang, tapi kucing mengira bahwa anjing itu mengajak berkelahi dan itulah sebabnya setiap mereka bertemu, selalu menimbulkan perkelahian.

Sabtu, 21 September 2013

Cinta dengan akhir menyakitkan

Suatu saat, hiduplah seorang anak wanita yang cukup cantik di sebuah desa. Dia sekolah di sebuah sekolah yang cukup terkenal. Di sana, banyak laki-laki yang tertarik padanya. Dari segitu banyak laki-laki, ada 1 laki-laki yang menjadi teman baiknya, namanya Darwin. Darwin begitu baik pada wanita ini, namanya Nita. Darwin selalu menjemput Nita ketika berangkat sekolah, selalu membantu Nita ketika melihatnya Nita sedikit sibuk. Dalam hati Darwin mulai tumbuh rasa sayang pada Nita, dia berharap bahwa suatu saat mereka berdua dapat hidup bersama sebagai pasangan.
5 Bulan kemudian, Darwin yang sedang akan pulang tanpa sengaja melihat Nita yang sedang mengobrol dan bercanda dengan laki-laki lain, sebut saja Bobby. Darwin sedikit cemburu dan akhirnya membiarkan mereka berdua dan pulang dari sekolah.
Sejak saat itu, Nita dan Bobby tampak selalu bersama dan senyum selalu terpampang di wajah mereka berdua. Darwin yang bertanya pada Nita hanya dijawab bahwa Bobby hanyalah teman. Hingga akhirnya 2 minggu kemudian, terjadi pembicaraan seru di antara laki-laki di sana, Nita jadian dengan Bobby. Darwin yang mendengar itu merasa sakit hati, begitu juga timbul kekecewaan di antara teman-temannya yang merasa bahwa Nita telah mempermainkan Darwin. Darwin tetap berperilaku seperti biasa, tetap membantu Nita dan berusaha membuat Nita selalu senang, walaupun kadang menyakiti hatinya.
Hingga akhirnya Darwin berusaha melupakan Nita karena dia mendengar dari sahabatnya yang juga adalah sahabat Nita bahwa Nita tidak ingin hilang kontak dengan Darwin walaupun sudah punya Bobby sebagai pacarnya karena dia takut kalau sampai dia gagal dengan Bobby, dia bakal sendiri, walaupun dia sudah tahu perasaan sayang Darwin padanya.
Akhirnya, sekitar 1 bulan lamanya Nita dan Bobby pacaran, mereka putus karena merasa tidak cocok dan Nita pun sendiri karena Darwin sudah tidak ada untuk dia.
Jadi, janganlah melupakan apa yang kamu miliki dan mencari yang lain, hargai apa yang telah kamu peroleh dan kamu miliki, karena akan ada penyesalan jika sampai yang kamu miliki pergi darimu.

Jumat, 13 September 2013

Hidup lebih dari korek api

Satu pohon dapat membuat jutaan batang korek api, Tapi satu batang korek api juga dapat membakar jutaan pohon. Jadi, satu pikiran negatif dapat membakar semua pikiran positif. Korek api mempunyai kepala, tetapi tidak mempunyai otak, oleh karena itu setiap kali ada gesekan kecil, sang korek api langsung terbakar. Kita mempunyai kepala, dan juga otak, jadi kita tidak perlu terbakar amarah hanya karena gesekan kecil. Ketika burung hidup, ia makan lalat, Ketika burung mati, lalat makan burung. Waktu terus berputar sepanjang zaman. Siklus kehidupan terus berlanjut. Jangan merendahkan siapapun dalam hidup, bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapa diri kita. Kita mungkin berkuasa tapi WAKTU lebih berkuasa daripada kita. Waktu kita sedang jaya, kita merasa banyak teman di sekeliling kita.Waktu kita sakit, kita baru tahu bahwa sehat itu sangat penting, jauh melebihi HARTA. Ketika kita tua, kita baru tahu kalau masih banyak yang belum dikerjakan. Dan, setelah di ambang ajal, kita baru tahu ternyata begitu banyak waktu yang terbuang sia-sia. Hidup tidaklah lama, sudah saatnya kita bersama-sama membuat HIDUP LEBIH BERHARGA.Saling menghargai, Saling membantu dan memberi, juga saling mendukung.Jadilah teman perjalanan hidup yg tanpa pamrih dan syarat. Believe in "Cause and Effect" Apa yang ditabur, itulah yang akan kita tuai ...

Kamis, 12 September 2013

Kisah Inspirasi

Arti Kematian menurutku aku dapatkan dari sebuah cerita sederhana. Sebuah kisah yang pernah saya baca baru-baru ini.
Suatu saat di sebuah kota kecil, hiduplah sebuah keluarga sederhana yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak laki-laki. Keluarga itu memiliki anjing yang telah mereka pelihara sejak sang ayah masih berumur 20 tahun. Ketika itu, anjing ini tidak dalam kondisi sehat, sudah 2 bulan anjing ini harus ke dokter setiap minggu untuk check up.
Hingga suatu hari, ketika sang anjing dibawa ke dokter seperti biasa, dokter itu mengatakan dengan perasaan bersalah bahwa sang anjing semakin buruk kondisinya. Dokter menganjurkan untuk melakukan suntik mati dan membebaskannya dari penderitaan selama ini. Sang ayah berkata agar dokter menundanya dan menunggu dia mengajak anaknya melihat peristiwa suntik mati itu dengan harapan ada sesuatu yang dapat diperoleh oleh sang anak.
Keesokan harinya, mereka ke dokter dan kali ini bersama anaknya. Sang anak memegang tangan anjing itu terus. anjing itu bahkan meletakkan kepalanya ke badan sang anak. Sang ayah menangis melihat anjing yang telah menemaninya selama ini kini sekarat. Ketika sang dokter mau melakukan suntik mati, anjing itu bersuara seperti menangis tetapi lama-lama sang anjing menjadi senang dan ekornya bergoyang-goyang. Lalu meninggal dengan sendirinya sebelum disuntik mati oleh dokter.
Ayah dan ibu menangis, tetapi tidak dengan sang anak. Sang anak mendekati ayah dan ibunya, lalu berkata bahwa Tuhan memberi kita kesempatan hidup agar kita dapat belajar untuk menyayangi dengan tulus, dan anjing itu telah menyayangi keluarga ini dengan tulus sehingga Tuhan memanggilnya dan membawanya berada dekat Tuhan dalam kehidupan yang kekal.

Senin, 09 September 2013

Tertawa Sejenak-1

Ada seorang raja yang sangat kaya raya, dia memanggil 1 orang prajurit terkuatnya dan memberinya tantangan untuk mengerjakan 3 hal yang tidak bakal dilakukan oleh orang lain.
Tantangannya yaitu, pertama dia harus minum 3 galon bir, kedua dia harus masuk ke kandang macan dan bertarung hingga membutakan macan itu, lalu yang terakhir adalah dia harus masuk ke rumah pelacur tua dan menyetubuhinya.
Tantangan pertama selesai dan sukses dilalui, lalu sang prajurit berkata pada raja, "di mana kandang macannya?"
Raja menunjukkan lokasinya dan sang prajurit masuk. Sekitar 2 jam, prajurit akhirnya keluar dengan agak lemas dan sang macan tampak kewalahan. Prajurit berkata pada sang raja "Sang raja, di mana rumah pelacur tua yang harus saya butakan?"
Raja bingung, memikirkan apa yang dilakukan prajurit di kandang macan dan tertawa terbahak-bahak.

Jumat, 06 September 2013

Pengalamanku

Hari ini, aku termenung sambil teringat tentang perkenalanku dengan seorang wanita. Awal perkenalanku aku mulai dengan sekedar chatting, hingga akhirnya 2 bulan berlalu sejak perkenalan itu. Sebut saja Mery.
Seperti biasa, di pagi hari saya selalu chat dia, dan anehnya hari ini dia tidak membalasku. Saya berpikir positif bahwa dia udah masuk sekolah. Dia anak kelas 3 SMA dan aku sendiri kuliah semester 4. Hingga siang sekitar pukul 2, balasan dari dia tidak kunjung ada.
Saya mulai berpikir bahwa apakah dia akan meninggalkan saya seperti wanita-wanita lain yang pernah saya kenal. Malam pun tiba dan dia tetap tidak membalasku. Aku tertidur dengan penuh pikiran yang beterbangan di dalam otakku malam itu.

Keesokan harinya dan beberapa hari berikutnya, setiap pagi, siang, dan sore, aku chat dia, tapi tetap saja tidak ada balasannya. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk tetap menjalani hidupku apa adanya, sambil mengatakan dalam hati, aku bisa hidup tanpa dia. tetapi, semakin hari aku semakin memikirkannya.

Hingga akhirnya setelah sekitar 1 bulan lamanya aku tidak dibalas, dia chat aku dan bilang kalau waktu itu dia punya pacar dan tidak mau menyakiti pacarnya. Dalam pikiranku, dia anggap apa aku, setelah dia putus dengan pacar setelah sekian lama dia mendiamkan aku, dia mencoba kembali ke aku. Aku saat itu masih sangat sakit hati, hingga aku hanya balas dia sekedarnya.

setelah sekitar 1 minggu, aku mulai chat dia seperti biasa. seperti dulu sebelum dia berpacaran.
Walaupun kadang selalu terbesit dalam pikiranku tentang apa yang telah dia lakukan padaku dulu.
Saya mulai semakin mengenal dia, sampai-sampai dia juga chat dengan adikku.

Tetapi, sekitar 3 bulan setelah itu, dia tiba-tiba hilang kontak lagi dengan saya. Kali ini, aku tidak chat dia, karena saya rasa percuma, sudah 3 hari saya chat dan tidak ada jawaban, untuk apa saya teruskan seperti dulu yang pernah saya lakukan..
bagaimana menurut anda?
apakah saya harus meninggalkan, atau menunggu?

Kamis, 05 September 2013

Beranilah



Suatu hari, ada seorang anak yang sangat nakal di sekolahnya. Dia selalu datang terlambat, berkelahi dengan teman, dan senang mengumpat. Namanya Rico. Kini dia duduk di kelas 6 SD. Di kelasnya, ada 1 anak yang sangat pendiam, namanya Kevin. Dalam kesehariannya, Kevin hanya di kelas mengikuti pelajaran dan pulang ketika bel pulang berbunyi. Kevin cukup pintar di kelasnya.
Hingga suatu hari, mendekati ujian sekolah, Rico mendekati Kevin dan menyuruh Kevin untuk memberi contekan saat ujian. Kevin yang pendiam dan tahu kalau Rico sering berkelahi menjawab ya dengan nada takut. Rico tertawa dan berlalu meninggalkan kelas karena sudah waktunya istirahat. Ketika pulang sekolah seperti biasa Kevin langsung pulang dan sesampainya di rumah, dia mengerjakan PR sambil berpikir tentang apa yang disuruh oleh Rico tadi di sekolah. Dia tahu bahwa Rico bisa marah jika ia menolak untuk memberikan contekan, tapi dia juga tahu kalau mencontek dan memberi contekan adalah perbuatan yang salah karena itu merupakan kecurangan.
1 hari sebelum ujian berlangsung, Kevin didatangi oleh Rico dan 3 temannya. Mereka menanyakan apakah Kevin sudah siap memberi contekan besok. Kevin terdiam sejenak, lalu dia berdiri dari tempat duduk dan mengatakan dengan tegas bahwa dia tidak akan memberi contekan. Bagi Rico yang mendengar itu, itu adalah pertama kalinya ada yang menolak apa yang diperintahkannya. Rico terpukul dan mencoba marah, tapi ketiga temannya menahannya dan mengatakan bahwa Kevin benar, mencontek tidak seharusnya mereka lakukan, karena ujian ini untuk masa depan mereka, kalau untuk masa depan mereka harus bergantung pada orang lain, bagaimana masa depan mereka kelak. Rico berterima kasih pada Kevin dan berlalu meninggalkannya.
Akhirnya, Rico mengikuti ujian tanpa menyontek. Akhirnya, ketika hasil ujian diumumkan, Rico lulus, walaupun dengan nilai yang pas-pas an...
Jadi, beranilah melawan untuk sesuatu yang buruk dan membela apa yang benar menurutmu.

Senin, 02 September 2013

Kelompok Kerja di Sekolah



Suatu hari di sekolah, seperti biasa, saya datang ke sekolah dan masuk ke kelas bersama dengan teman-teman saya. Di kelas, kita dibagi berkelompok dan diberi tugas yang berbeda untuk masing-masing kelompok. Saya masuk dalam kelompok yang beranggotakan 3 orang, yaitu saya dan 2 orang teman saya yang cukup akrab dengan saya. Saat itu, saya merasa sangat nyaman masuk kekelompok yang berisi teman-teman saya sendiri. Saya segera mencari tempat untuk mengerjakan tugas itu bersama kelompok. Dan seperti biasa, saya mengerjakannya di kantin sambil memesan minum.
Awalnya pengerjaan tugas ini berjalan lancar, hingga pada pertengahan waktu, teman-teman saya bilang ijin ke kamar mandi dan saya mengijinkan. Alhasil saya bekerja sendiri ketika itu, dan dengan positif thinking saya melanjutkan tugas itu. Sekitar 1 jam berikutnya, barulah mereka kembali dan melihat hasil kerja saya dan segera mengajakku untuk mengumpulkannya ke ruang guru. Sesampai di ruang guru, sang guru menyuruh untuk fotokopi jawaban itu karena yang asli akan dibawa guru dan yang hasil fotokopi akan dibawa siswa untuk dipresentasikan besok di depan kelas. Ketika itulah saya mulai sedikit emosi karena teman-teman saya lagi-lagi menyuruh saya untuk fotokopi, padahal saya sudah mengerjakan tugas itu sendiri tanpa bantuan mereka. Saya akhirnya pergi ke tempat fotokopi dengan hati yang menggerutu. Setelah selesai fotokopi, kami bertiga kembali ke ruang guru dan menyerahkan jawaban aslinya. Sang guru yang melihat tugas itu langsung menambahkan tugas untuk membuat program analisa data untuk tugas tersebut. Kembalilah kami ke rumah dan sebelum pulang, saya menanyakan soal pengerjaan program tersebut dan mereka hanya berkata, nanti kami bantu sebisanya. Akhirnya lagi-lagi malam itu saya mengerjakan tugas itu sendiri.
Hingga keesokan harinya, pelajaran dimulai seperti biasa. Kami semua masuk kelas dan kedua teman saya yang satu kelompok dengan saya sama sekali tidak menanyakan soal tugas yang saya kerjakan semalam. Lagi-lagi saya merasakan emosi saya yang hampir meledak.Saya minta ijin keluar ke kamar mandi dan disana saya meledakkan emosi saya. Setelah emosi saya reda, saya kembali ke kelas.
Sang guru masuk dan menyuruh masing-masing kelompok untuk mempresentasikan tugas masing-masing. Ketika tiba giliran kelompok saya untuk maju, kedua teman saya maju dengan bertanya pada saya soal apa yang saya tulis di presentasi. Saya lalu membuka file dan menampilkan program yang saya buat, serta power point yang ada di sana. Kedua teman saya kaget karena presentasi yang saya siapkan hanya berupa judul-judul utama tanpa penjelasan. Mereka gelagapan dan akhirnya presentasi ini hanya saya sampaikan sendiri.
Inti dari cerita ini, jika kalian diberi sebuah tugas yang dipercayakan pada kita, lakukanlah dengan baik, karena itu akan selalu membawa kebaikan sendiri bagimu. Apabila kamu melakukannya ala kadarnya, maka sebuah malapetaka akan menantimu. Berusaha bertanggung jawab dan selalu jaga emosimu, karena emosi merupakan penyebab musibah terbesar di dunia, jika tidak ada emosi, maka tidak ada perang. Damai akan menyelimuti bumi.

Sabtu, 31 Agustus 2013

Bertanggung Jawablah atas Segala Perbuatan



Saya adalah seorang anak dari keluarga yang cukup berada. Saya selalu memperoleh apa yang saya minta pada orang tua saya. Oleh karena itu, saya menjadi anak yang sangat manja. Setiap ada sedikit masalah di sekolah, saya selalu melaporkannya kepada orang tua saya supaya mereka menyelesaikannya.
Suatu hari ketika saya sudah masuk SMP, ketika memasuki Masa Orientasi Siswa, saya merasa malu ketika disuruh maju menampilkan bakat di depan kelas pada keesokan harinya, sehingga saya menyuruh orang tua saya untuk membuatkan surat ijin tidak mengikuti MOS pada keesokan harinya itu. Dan orang tua saya yang sudah terbiasa hanya menuruti apa yang saya minta.
Ketika sudah memasuki bulan ke 3 di SMP, saya berkenalan dengan seorang cewek yang 1 tahun lebih tua dari saya, dia adalah kakak kelas saya yang berlomba bersama saya mewakili sekolah. Kami berusaha melakukan persiapan yang terbaik dan tibalah waktu lomba itu. Dalam perjalanan menuju lokasi lomba, saya berpikir bahwa saya tidak perlu terburu-buru untuk sampai ke lokasi dan saya menyuruh sopir saya mampir ke toko mainan. Akibatnya, saya telat tiba di lokasi. Saya segera menelepon ayah saya seperti biasa supaya diijinkan mengikuti lomba walaupun terlambat. Tetapi hal yang tidak biasa terjadi kali ini. Ayah saya tidak menuruti apa yang saya minta. Saya sangat khawatir, bahkan hampir menangis. Di sana, saya bertemu dengan cewek yang adalah pasangan lomba saya dan dia mengatakan bahwa sudah terlambat untuk menyesalkan apa yang sudah terjadi. Dia berkata bahwa yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa supaya Tuhan mau membukakan jalan bagi kita dan berjanjilah bahwa apa yang terjadi kali ini tidak akan terjadi lagi lain kali.
Saya berdoa dalam hati dengan penuh rasa penyesalan. Saya meneteskan air mata tanpa saya sadari. Dalam hati, saya memikirkan apa yang ibu saya rasakan karena telah membimbing saya sampai saya dipercaya mewakili sekolah dalam lomba ini, bagaimana dengan sekolah saya yang telah memberi saya kepercayaan untuk membawa nama sekolah dalam lomba ini. Tiba-tiba, ada seseorang yang menepuk bahu saya, dan saya pun menoleh, ternyata panitia yang mengijinkan kami mengikuti lomba dengan syarat kami mengerjakan soal babak pertama itu tanpa adanya tambahan waktu dan kami segera mengambil alat tulis dan mengerjakan soal tersebut. Dan ternyata saya memperoleh hasil yang baik saat babak pertama itu dan lolos ke babak final keesokan harinya.
Keesokan harinya, saya segera bersiap dan segera menuju ke tempat lomba. Di sana saya langsung bertemu dengan pasangan lomba saya dan memasuki ruang lomba. Kami mengikuti lomba dengan lancar dan akhirnya mendapat juara 2.
Dari pengalaman lomba itu, saya mendapatkan banyak hal berharga. Saya mendapatkan pengalaman berkompetisi dalam lomba dan pelajaran berharga bahwa kita tidak boleh seenaknya saja dan tidak bertanggung jawab pada apa yang telah kita buat.

Kamis, 29 Agustus 2013

Kisah Kasih Ibu



                Ini adalah sebuah kisah tentang pengalaman seseorang yang dialami dalam keluarganya.
Di sebuah kota, hiduplah satu keluarga beranggotakan ayah, ibu, dan 3 orang anak. Ketiga anak ini yang satu laki-laki dan dua lainnya perempuan. Suatu hari sepulang sekolah, seperti biasa ketiga anak itu tiba di rumah dan segera berganti pakaian. Ibu mereka telah mempersiapkan makan siang dan sang ayah baru datang sehabis menjemput mereka di sekolah. Setelah berganti pakaian, mereka sekeluarga berkumpul di meja makan dan berdoa sebelum makan. Ketika mereka sedang menikmati makan siang yang telah dibuat oleh sang ibu dengan sepenuh hati, tiba-tiba anak pertama mereka yang laki-laki mengeluarkan darah pada hidungnya. Ayah yang melihat itu segera menyuruh sang anak untuk tidur dan membersihkan hidungnya dengan tissue. Ketika dibersihkan, darah tidak berhenti mengucur dari hidung sang anak. Kekhawatiran mulai muncul dalam keluarga itu pada siang hari itu. Sang ibu segera mencoba menelepon dokter dan ternyata dokter masih belum praktek dan baru buka praktek sekitar 3 jam kemudian. Keluarga itu terus kebingungan dan hanya bisa membersihkan hidung yang terus berdarah itu.
Sampai akhirnya jam praktek dokter telah tiba dan sang anak segera dibawa ke dokter dalam keadaan hidung masih berdarah. Di sana, dokter langsung menyuruh melakukan tes darah di poliklinik untuk mendapatkan hasil dan perkiraan yang tepat mengenai apa yang dialami oleh anak ini. Setelah menunggu 1,5 jam akhirnya hasil tes darah keluar dan hasil itu segera diserahkan kepada dokter. Melihat hasil itu, dokter langsung menyarankan agar anak ini dirawat di rumah sakit untuk pemulihan karena didapatkan jumlah trombosit anak itu kurang dari normal dan perlu ditingkatkan mencapai jumlah normal. Sang anak diharuskan melakukan tranfusi darah untuk meningkatkan trombositnya.
Keluarga itu menunggu di rumah sakit, hingga malam hari tiba dan kedua adiknya harus pulang ke rumah bersama ayahnya karena besok masih masuk sekolah. Sang ibu dengan setia menunggu sang anak di rumah sakit. Dia tidak bisa tidur pada malam itu karena selalu terpikir tentang kondisi anaknya yang terbaring dengan infus di tangannya. Keesokan harinya, sang ayah tiba di rumah sakit setelah mengantarkan kedua anak perempuannya ke sekolah. Dokter pun tiba dan melakukan pemeriksaan pada sang anak dan menyuruh sang ayah agar segera memesan darah dari PMI untuk tranfusi. Sekitar pukul 12 siang, 2 plastik darah telah tiba dan segera diinfuskan pada sang anak. Sang ibu selalu menemani anaknya setiap akan dilakukan tranfusi karena sang anak merasa takut.
Tranfusi terus dilakukan sampai sekitar 1 minggu setelah awal masuk rumah sakit, kondisi anak itu mulai membaik dan trombositnya sudah mendekati normal. Dokter mengijinkan untuk pulang dengan syarat selalu minum obat yang diberikan hingga obat itu habis. Sang ibu segera membawa anak itu pulang dengan gembira.
Dari pengalaman di atas, kita dapat melihat betapa besar rasa sayang seorang ibu pada anaknya. Dia tidak ingin anaknya mengalami hal yang menyakitkan, dia tidak ingin kehilangan anaknya. Meskipun mungkin anak itu nakal dan sering membantah apa yang dikatakannya. Tidak sedikit dari kita yang kurang mengerti tentang kasih orang tua kita, khususnya ibu. Dia telah mengandung kita selama sembilan bulan, ke mana mana selalu membawa kita yang hanya menambah beratnya dan seringkali kita membuat mereka kesakitan. Dia selalu merawat kita ketika kecil, bahkan ketika sekarang kita sudah beranjak dewasa, tidak sedikit ibu yang selalu mengkhawatirkan anaknya, takut jika terjadi sesuatu yang buruk pada anaknya. Dalam setiap doanya, percayalah ibu selalu mendoakan anaknya agar memperoleh yang terbaik dalam setiap langkah hidupnya

Selasa, 27 Agustus 2013

Kebiasaan Membaca di Indonesia yang memudar

Dewasa ini, tidak dapat dipungkiri bahwa media dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan ini dapat dilihat secara kualitas maupun kuantitas. Secara kuantitas, dapat dilihat bahwa jumlah web di Google semakin banyak, sedangkan secara kualitas, web-web yang dulunya penuh dengan tulisan, diubah menjadi gambar, bahkan menjadikannya sebagai video. Banyak informasi-informasi yang dibagikan dengan gambar dan video.
Hal kemajuan ini memiliki byk manfaat yang baik bagi semua orang, tetapi di samping itu, kemajuan ini juga menimbulkan beberapa dampak negatif.

salah satunya adalah kurangnya kebiasaan membaca terutama bagi anak-anak saat ini, dulu anak-anak kebiasaan membaca buku komik bahkan koran, tetapi sekarang lebih sering anak-anak menonton film di setiap waktu kosongnya. tetapi sangat disayangkan, karena tidak semua informasi dapat diperoleh dari film dan gambar, ada informasi yang hanya dapat diperoleh dengan membaca karena pembuatan gambar dan film yang tidak mudah, maka tidak semua informasi akan dibuat dalam gambar oleh media informasi.

Senin, 26 Agustus 2013

Siapa Sangka Dialah Orangnya




Di sebuah kota yang terkenal dengan tata kotanya yang rapi, terdapat sebuah SMA Swasta yang merupakan salah satu SMA yang mengajarkan ilmu musik sebagai mata pelajaran utama. Oleh karena itu, setiap pengajarnya harus bisa bermain alat musik. Memasuki tahun ajaran baru, SMA ini menerima 2 orang pengajar pria. Keduanya akan mengajar kelas XI dan menguasai alat musik piano. Sebelumnya di SMA ini sudah terdapat 2 pengajar yang menguasai piano, keduanya wanita dan mengajak kelas XII. Jadi sekarang SMA ini memiliki 4 pengajar piano, yaitu Diana, Siska, Andrew, dan Pedro. Pedro merupakan lulusan Amerika untuk jurusan musik dan apabila ke sekolah mengendarai motor sedangkan Andrew hanya lulusan dalam negeri dan hanya berjalan kaki(walaupun demikian sebenarnya dia adalah anak dari pengusaha sukses yang telah meninggal, tetapi karena keinginannya untuk mengaja musik maka dia tidak ingin menunjukkan kekayaannya ). Siska adalah anak dari Kepala SMA ini. Dia dididik sendiri tentang piano oleh ayahnya dan sekarang membantu ayahnya sebagai pengajar di sekolah ini.
Pada hari pertama ini, Andrew masuk ke ruang guru dan mendengar sebuah alunan musik yang begitu indah. Dia mencari asal suara ini, dan dia melihat sebuah piano berwarna putih dengan seorang wanita berambut sebahu sedang bermain piano. Dia tidak berani menyapa, dia hanya melihat dan menikmati alunan musik tersebut. Tanpa sengaja dia menyenggol pot tanaman sehingga berderit, wanita itu pun berhenti dan menoleh lalu keluar dan melihat Andrew. Inilah awal perkenalan Andrew dan Siska.
Bel berbunyi tanda pelajaran dimulai, mereka tidak sempat berbicara apa-apa karena harus segera menuju kelas mereka masing-masing. Ketika pelajaran berlangsung, Pedro yang sedang mengajar tiba-tiba dipanggil oleh Kepala Sekolah untuk dikenalkan kepada Siska anaknya. Pedro pun menjabat tangan Siska dan tampaknya Siska tertarik dengan Pedro.
Berjalan 1 bulan, Siska dekat dengan Andrew dan sering jalan keluar. Suatu hari ketika mereka berdua berjalan-jalan, Siska mengajak untuk mampir ke sebuah toko yang ternyata adalah milik Andrew, begitu memasuki toko Andrew segera memberi isyarat agar jangan sampai para pekerja toko menyapa dia seperti mereka kenal dia. Akhirnya mereka melihat-lihat barang yang dijual di toko itu tanpa Siska tahu bahwa Andrew adalah pemilik toko itu. Akhirnya mereka pulang sekitar pukul 8 malam.
Keesokan harinya di sekolah, Andrew berbincang dengan Siska hingga tiba-tiba Pedro datang dan mengajak Siska untuk pergi pada hari Minggu. Siska pun mengiyakan ajakan Pedro tersebut. Dalam hati, Andrew sedikit kecewa karena Siska mau diajak Pedro untuk pergi. Bel pun berbunyi dan mereka menuju kelas mereka masing-masing.
Hari Minggu tiba, seperti yang direncanakan, sekitar pukul 8 pagi Pedro sudah tiba di rumah Siska. Siska pun akhirnya pergi bersama Pedro. Andrew bertemu dengan temannya yang adalah seorang pengacara yang cukup terpandang, mereka menuju ke sebuah rumah makan. Mereka mengendarai mobil tahun 80'an berwarna putih. Di tengah jalan dia melihat Siska dan Pedro keluar dari sebuah toko, Andrew pun turun dan menyapa mereka serta mengenalkan temannya pada mereka. Tiba-tiba Siska yang melihat mobil klasik itu begitu tertarik untuk melihat interior mobil itu. Sambil tersenyum-senyum Andrew mengantarkan Siska melihat mobil. Ketika melihat-lihat mobil, secara tiba-tiba ada 2 pria dengan jaket dan kaca mata berlari ke arah mereka dengan menodongkan pistol revolver berpeluru 6. Andrew yang melihat hal itu langsung menarik Siska untuk bersembunyi di balik mobil, sedangkan sang pengacara bersembunyi sambil melihat keadaan sekitar, peluru-peluru berterbangan. Melihat salah seorang sedang melakukan 'reloading' dia langsung menarik tangan pria itu dan memukul siku kanannya, dia menarik kerahnya lalu menghantam wajah pria itu hingga berdarah. Melihat itu pria lainnya mencoba menembak sang pengacara(Sam). Andrew dengan cekatan melompat dan menabrak pria itu. Mereka berdua berebut pistol, perebutan berlangsung cukup sengit, dan akhirnya terdengar bunyi tembakan dan pria tersebut meninggal di tempat karena peluru menembus lehernya. Beberapa saat kemudian bunyi sirene polisi datang dan Sam yang adalah seorang pengacara menjelaskan kejadian itu kepada polisi. Sejak saat itu, Siska merasa bahwa dia berhutang budi pada Andrew yang telah menyelamatkannya.
Beberapa hari kemudian, ketika Ruang Guru telah sepi, hanya ada Siska, Andrew, dan 1 orang petugas kebersihan yang membersihkan ruangan tersebut setiap sorenya, Siska menghampiri Andrew dan mengajaknya untuk keluar makan malam pada hari Sabtu nanti.
Hari Sabtu pun tiba, Siska dan Andrew pergi ke sebuah restoran yang cukup bagus. Mereka berdua duduk di sebuah meja berbangku 2 dengan taplak meja berwarna putih-coklat. Di atas meja itu terdapat lilin berwarna pink yang menambah keromantisan malam itu. Mereka berdua memesan makanan dan minuman. Ketika itu, Andrew melihat anak perempuan dari teman mendiang ayahnya, ia pun menyapa. Mereka berbincang-bincang bertiga dan ternyata anak perempuan yang bernama Firda itu adalah koki kepala di restoran tersebut. Ketika Firda menanyakan pada Andrew apakah Siska adalah pacarnya, Andrew ingin menjawab bahwa Siska adalah calon pacarnya dan berencana mengungkapkan perasaannya saat itu juga, tetapi Siska terlebih dahulu mengatakan bahwa mereka berdua hanya teman kerja. Kemudian Firda pun permisi untuk kembali bekerja karena saat itu restoran sedang ramai pengunjung. Setelah makan, mereka pulang karena sudah cukup malam.
Suatu hari, di sebuah kios buku, Siska sedang melihat buku musik edisi baru, ketika itu datang 2 orang bertopeng hitam masuk kios dan menodongkan pisau kepada kasir dan pengunjung. Semua orang di dalam kios ketakutan karena salah seorang bertopeng itu mengangkat seorang anak kecil dan menodongkan pisau ke leher anak tersebut. Sesaat kemudian lampu di kios mati, tiba-tiba terdengar suara pukulan dan erangan kesakitan. Ketika seseorang menyalakan lampu senter, ternyata ada seseorang berjubah biru dengan syal biru dan bertopeng anjing biru sedang melumpuhkan kedua orang jahat itu. Tapi ketika dia lari keluar, penjahat itu melempar pisau dan memotong syal biru itu. Siska akhirnya pulang dengan selamat. Pria bertopeng biru itu akhirnya disebut oleh masyarakat dengan sebutan Pasukan Biru yang tanpa diketahui adalah Andrew.
Keesokan harinya, Pedro tiba-tiba menjemput Siska untuk pergi ke sekolah bersama. Ketika di motor, Siska melihat bahwa di spion motor Pedro terdapat syal biru seperti yang dilihat dipakai oleh Pasukan Biru. Dalam pikiran Siska, dia berpikir bahwa Pedro lah yang kemarin telah menyelamatkan dia. Siska pun semakin menyimpan rasa cinta seperti yang dulu berawal pada pandangan pertamanya.
Perasaan itu tetapi terlukai ketika Pedro diwawancarai oleh sebuah acara TV yang juga mengira bahwa Pedro adalah Pasukan Biru. Ketika ditanyai tentang kriteria wanita idamannya, dia mengatakan bahwa ia suka wanita feminim, sedangkan Siska tidak. Siska pun benar-benar galau, akhirnya dia mengajak Diana dan Andrew pergi sambil membicarakan hal ini. Andrew yang mendengar pembicaraan ini justru merasakan sakit hati yang begitu dalam ketika mengetahui Siska yang ia cintai justru mencintai orang lain.
Suatu ketika, sekolah berencana mengadakan lomba musik antar pengajar di sekolah ini. Pemenang dari lomba ini akan mewakili sekolah untuk mengikuti lomba nasional. Semua pengajar diwajibkan mengikuti acara ini, termasuk Siska, Diana, Andrew, dan Pedro. Hari H pun tiba, sekitar 1 jam sebelum acara dimulai, semua pengajar telah hadir, kecuali Andrew. Bapak Kepala Sekolah yang baru saja tiba di sekolah secara tiba-tiba ditangkap oleh 5 orang berjubah hitam yang ternyata disuruh oleh pengusaha kaya yang merupakan pesaing dari perusahaan Andrew yang ingin membeli tanah sekolah itu tetapi tidak mendapat persetujuan dari Kepala Sekolah yang merupakan pemilik sekolah tersebut. Kejadian itu terlihat oleh Andrew yang sedang menuju ke sekolah. Melihat itu, Andrew segera memutar balik dan mengambil motor khas Pasukan Biru-nya, mengejar penculik Kepala Sekolah tersebut. Memasuki sebuah gedung tua, Pasukan Biru dihadang oleh 2 orang yang tadi menculik Kepala Sekolah, keduanya dengan cepat segera dilumpuhkan. Berikutnya 3 orang yang sedang memukuli Kepala Sekolah dilumpuhkan juga olehnya. Pertama dia menendang kepala orang yang berada di depan Kepala Sekolah, kemudian dengan cepat menarik Kepala Sekolah dan mematahkan kursi kayunya sehingga Kepala Sekolah yang terikat pada kursi dapat melepaskan diri. Kemudian dengan cepat Pasukan Biru menarik tangan pria yang berada di kanannya lalu dilemparkan ke arah pria yang berada di belakang Kepala Sekolah tadinya. Saat itulah sebuah pecahan kayu yang tajam dilemparkan ke arah Pasukan Biru dan menyobek punggungnya. Pasukan Biru lalu mengantar Kepala Sekolah kembali ke sekolah.
Di sekolah, para guru kebingungan mencari Kepala Sekolah tetapi perlombaan berlangsung dengan lancar hingga tibalah giliran Andrew untuk unjuk kebolehan. Andrew tiba tepat waktu dan mulai memainkan piano putih dengan ukiran keemasan. Dia bermain dengan tergesa-gesa dan Siska menyadarinya. Dia berbicara dengan ayahnya dan ayahnya membenarkan perkataan Siska itu. Tiba-tiba Andrew berhenti bermain dan terjatuh. Seluruh isi gedung kebingungan dan keadaan menjadi kacau. Segera ambulans datang dan membawa Andrew ke rumah sakit. Ternyata Andrew mengalami luka dipunggung seperti terkena benda tajam. Andrew kehilangan banyak darah sehingga membutuhkan istirahat beberapa hari di rumah sakit. Lomba tersebut akhirnya dimenangkan oleh Siska dan dia berhak mewakili sekolah dalam lomba tingkat nasional. Siska pun menjenguk Andrew bersama dengan ayahnya. Saat melihat keadaan Andrew, Ayah Siska menyadari bahwa luka yang ada pada tubuh Andrew persis seperti yang ada pada Pasukan Biru. Dalam hati beliau terus berpikir, apakah mungkin Andrew adalah Pasukan Biru. Hingga keesokaan harinya beliau mengatakan hal itu pada Siska. Dan seketika itu Siska meminta ijin untuk menemani Andrew di rumah sakit selama beberapa hari karena kalau memang benar Andrew adalah penyelamat ayahnya dan kalaupun tidak benar, Andrew tetaplah temannya dan tidak mungkin meninggalkannya sendirian di rumah sakit. Andrew yang ditemani oleh Siska di rumah sakit sangat senang. Mereka pun menjadi semakin akrab walaupun Andrew masih tidak ingin mengatakan bahwa dirinya adalah Pasukan Biru.
Beberapa hari kemudian, Andrew telah pulang dari rumah sakit dan kembali bekerja di sekolah. Di sekolah, dia disambut oleh para guru di ruang guru. Andrew merasa senang karena ternyata keberadaannya di sekolah masih mendapat perhatian dari guru-guru lainnya. Bel masuk pun berbunyi, Andrew menuju ke kelasnya ditemani oleh Siska. Dalam hati, Andrew berpikiran untuk menyatakan perasaannya pada Siska. Dia pun membuat keputusan untuk menyatakannya saat itu juga, tetapi tiba-tiba datang Pedro yang mengucapkan selamat datang kembali kepada Andrew dan mengajak Siska untuk menemaninya melihat telepon genggam di toko nanti malam. Siska yang memang sebelumnya memiliki perasaan terpendam pada Pedro langsung menyetujui ajakan tersebut. Mendengar itu, Andrew segera pamit untuk masuk ke dalam kelasnya. Di kelas, Andrew disambut dengan sebuah surat yang ditulis oleh para muridnya. Dia membacanya di depan murid-muridnya sampai terharu dan meneteskan air mata. Dalam surat itu, para murid berjanji tidak akan nakal lagi di kelas, mereka mengatakan bahwa tanpa guru Andrew, mereka tidak bisa merasakan kelas yang penuh kehangatan seperti yang dirasakan saat bersama Andrew. Akhirnya pelajaran pun dimulai.
Sepulang sekolah, Andrew segera pulang karena dia memiliki janji bertemu dengan Sam. Mereka berencana membicarakan tentang kasus pembunuhan ayah Andrew 10 tahun yang lalu. Mereka membuat suatu perkiraan bahwa pelakunya adalah pengusaha saingan ayah Andrew yang dulu menculik Kepala Sekolah. Pada saat yang sama, Siska dan Pedro sedang berjalan-jalan di sebuah mall dan ketika itu juga Pedro bertemu dengan mantan pacarnya yang bernama Indri. Mereka putus karena Pedro diharuskan oleh neneknya untuk kuliah musik di Amerika. Indri yang melihat Pedro langsung memeluknya dan Pedro pun memeluk Indri. Melihat hal itu, Siska yang menyukai Pedro benar-benar hancur, tetapi tetap berusaha tersenyum ketika akhirnya mereka bertiga makan di sebuah rumah makan dekat mall itu.
Keesokan harinya, Siska menceritakan kejadian yang dialaminya kemarin kepada Andrew di kantin sekolah. Mendengar cerita Siska, Andrew mengerti apa yang dirasakan oleh Siska dan mengajak Siska untuk sedikit merelaksasi pikiran dengan pergi ke sebuah kafe bersama Firda, teman Andrew yang bekerja sebagai koki.
Ketika di kafe, mereka bertiga duduk bersama dan tiba-tiba melihat Pedro yang duduk sendirian sambil termenung dan minum minumannya. Tetapi karena perasaan Siska yang belum membaik, mereka tidak mengajak Pedro untuk bergabung. Siska pergi ke toilet dan bersisipan dengan 2 pria bertopi. Siska masuk ke toilet dan mencuci muka, dan tanpa sadar, kedua pria tersebut telah masuk ke dalam toilet wanita dan memojokkan Siska. Siska yang ketakutan langsung berteriak, beruntung teriakannya terdengar oleh Andrew yang sedang berada di kasir dekat toilet. Andrew pun segera masuk ke toilet dan menarik pria yang berkulit hitam membenturkan kepalanya ke dinding sampai berdarah. Melihat itu pria yang lain menyerang Andrew dari belakang dengan pisau lipatnya. Siska langsung berlari dan menepis pisau itu, tapi justru pisau itu mengenai telapak tangan kiri Siska. Andrew yang naik darah segera merebut pisau itu dan menusukkan ke badan pria itu sebanyak 3 kali, 1 di kaki dan 2 di bahu. Andrew segera membawa Siska ke rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, Siska dilarang untuk bermain piano dulu karena dapat menyebabkan lukanya menjadi semakin parah. Mendengar itu, air mata meleleh dari mata Siska yang kecoklatan. Andrew mencoba menghibur Siska yang terpukul karena besar kemungkinan ia tidak dapat mewakili sekolah dalam lomba tingkat nasional yang akan diadakan minggu depan, tetapi Siska justru mengusir Andrew dari kamarnya.
Beberapa hari kemudian, Siska telah kembali bekerja. Andrew yang menyambut kedatangannya justru tidak diperdulikan oleh Siska. Siska menerima bunga yang diberikan oleh Pedro. Andrew tidak menyalahkan perbuatan Siska karena dia mengerti apa yang dirasakan Siska saat ini.
Keesokan harinya, Andrew tidak masuk ke sekolah. Dia berdiam di rumah sambil memikirkan cara agar Siska dapat tetap mewakili sekolah. Dia tidak ingin melihat Siska yang terus menjauhinya karena merasa bahwa kecelakaan yang menimpanya karena Andrew. Akhirnya Andrew menemukan ide ketika dia sedang bermain piano. Dia berencana membuat sebuah lagu yang cukup dimainkan di piano dengan hanya menggunakan tangan kanan.
3 hari sudah Andrew tidak masuk sekolah. Siska masih tetap menyalahkan Andrew. Hingga ketika jam pulang sekolah, Andrew datang menemui Siska dan berusaha membuat Siska kembali seperti dahulu, walaupun tangannya tidak akan seperti dahulu dalam waktu dekat. Siska yang mendengar Andrew menitikkan air mata dan memeluk Andrew. Mereka pun pulang bersama. Sesampai di depan rumah Siska, Andrew memberikan sebuah DVD kepada Siska. Siska menerimanya dan langsung masuk ke rumah mengambilkan payung karena cuaca mulai mendung. Andrew pun pulang dengan membawa payung tersebut, berjaga-jaga apabila hujan turun.
Benar, tidak lebih dari 15 menit hujan turun cukup deras. Beruntung Andrew telah membawa payung yang diberi oleh Siska. Di rumah Siska, sebuah DVD player menyala dengan DVD diputar di dalamnya. DVD tersebut ternyata hasil rekaman Andrew. Di dalamnya, Andrew berusaha mengatakan bahwa dia begitu sedih ketika Siska mengusirnya ketika itu. Andrew yang merasa sudah begitu dekat dengan Siska ketika itu, justru tidak dihiraukan oleh Siska saat Siska kembali ke sekolah. Siska yang melihat itu kembali meneteskan air mata. Tetapi tidak selesai di situ, dalam DVD itu Andrew mencoba menghibur Siska dengan percakapan Andrew dengan boneka beruang. Siska begitu senang dan berhenti menangis. Andrew pun memainkan sebuah lagu yang ia ciptakan untuk dimainkan Siska dalam lomba nantinya. Mendengar Andrew memainkan lagu itu, Siska benar-benar terharu melihat apa yang Andrew lakukan demi dirinya. Andrew pun memainkan sebuah lagu yang ia ciptakan untuk dimainkan Siska dalam lomba nantinya. Mendengar Andrew memainkan lagu itu, Siska benar-benar terharu melihat apa yang Andrew lakukan demi dirinya.
Keesokan harinya, Siska datang ke sekolah lebih awal untuk menanyakan pada Tata Usaha di mana alamat rumah Andrew, karena Andrew sudah beberapa hari tidak masuk sejak kejadian yang menimpa Siska itu. Ternyata, hari itu Andrew sudah tiba di sekolah dan bermain piano di kelasnya. Siska pun masuk dan menemui Andrew. Siska memberikan tanda terima kasih berupa ajakan menonton bioskop nanti malam. Mendengar itu, Andrew sangat gembira karena wanita yang ia sukai mengajaknya untuk menonton bioskop berdua.
Pada malam harinya, dengan pakaian yang rapi dan elegan, Andrew menunggu Siska di depan bioskop seperti janji yang telah mereka buat. Sekitar 15 menit kemudian, Siska datang dengan gaun biru muda yang menawan. Andrew hanya bisa melamun melihat Siska yang begitu cantik malam ini. Mereka berdua pun segera masuk karena film akan segera dimulai.
Setelah film selesai, mereka keluar dan secara tiba-tiba sebuah van hitam berhenti di depan mereka dan menarik masuk Siska. Andrew berusaha berlari mengejarnya namun tidak terkejar. Andrew hanya melemparkan sesuatu ke van itu yang ternyata adalah sebuah alat pemancar sinyal yang nantinya dapat ditangkap alat pelacak. Andrew kembali ke rumah dan mengambil alat pelacak serta motor khas Pasukan Biru.
Andrew menuju lokasi yang ditunjukkan oleh alat pelacak dan di sana dia dihadang oleh 2 orang berotot besar. Andrew melompat dari motor dan langsung menendang badan salah seorang dari mereka. Tetapi tendangan tersebut tidak membuat badan besar itu bergeming sedikitpun. Andrew kembali memukul badannya, tetapi hasilnya nihil. Salah seorang dari mereka menariknya dan melempar hingga tubuh Andrew membentuk tiang beton. Andrew kembali bangkit dan berlari sambil bersiap memukul mereka. Ketika berlari, dia melihat balok kayu dan menjadikannya tumpuan melompat dan menghantam leher salah seorang dari mereka. Seketika itu juga jatuhlah dia dan Andrew segera mengambil sepotong besi dari motornya dan mencoba memukul 1 orang yang tersisa, tetapi orang tersebut menangkap besi tersebut dengan tangannya. Tanpa disangka, besi tersebut adalah sebuah alat yang dapat menghantarkan listrik jika pada kedua ujungnya tersentuh sesuatu. Tangan Andrew yang berkostum Pasukan Biru itu tidak merasakannya karena menggunakan sarung tangan kostum. Andrew segera membebaskan Siska yang terikat di kursi kayu. Mereka berdua pergi dari tempat tersebut dengan motor Pasukan Biru.
Ketika sampai di rumah Siska, Siska berterima kasih dan mengajukan permohonan agar Pasukan Biru mau membuka topengnya untuknya. Mulanya permohonan itu ditolak, namun karena Siska terus memaksa dan timbul keinginan agar Siska tahu bahwa yang telah menyelamatkannya adalah dirinya, Andrew pun membuka topengnya dan membiarkan Siska menatap wajahnya, teman dekatnya yang selalu ada buatnya.
Akhirnya Siska pun berpacaran dengan Andrew dan menikah setelah 1 tahun berpacaran. Mereka pun hidup bahagia. Siska menjadi kepala sekolah menggantikan ayahnya dan Andrew melanjutkan perusahaan mendiang ayahnya dan tetap sebagai Pasukan Biru.